Menilik PNLF, Saham Pilihan Lo Kheng Hong
[Waktu baca: 7 menit]
Saham PT Panin Financial Tbk. yang dikenal dengan kode PNLF menarik untuk dicermati, menimbang saham ini merupakan salah satu saham murah di Bursa Efek Indonesia, sedangkan kinerja bisnis perusahaannya masih cukup solid selama pandemi 2020.
Pada perdagangan Selasa (5 Januari 2021), saham perusahaan asuransi jiwa anggota Grup Panin ini meningkat pesat hingga 7,32% ke level Rp264 per saham. Dalam 3 bulan terakhir, saham ini sudah naik 50,86%, sedangkan dalam 6 bulan terakhir telah meningkat 42,7%.
Dalam salah satu grup WhatsApp investor saham pada awal pekan ini, investor saham kawakan Lo Kheng Hong sempat menyinggung saham PNLF.
Pria yang kerap disebut sebagai Warren Buffet dari Indonesia ini bahkan membandingkan kinerja PNLF yang menurutnya lebih unggul ketimbang saham PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) yang justru sedang panas awal pekan ini akibat rekomendasi dari sejumlah artis di media sosial.
Lo Kheng Hong menyebut bahwa laba PNLF per September 2020 mencapai Rp1,37 triliun, sedangkan MCAS hanya Rp17,8 miliar. Namun, harga PNLF saat dia menulis pesan tersebut hanya Rp262 per saham, sedangkan MCAS mencapai Rp4.540 per saham.
“Laba PNLF 7.666% lebih besar dari MCAS. Karena artis jadi belinya MCAS,” tulisnya.
Bukan sekali itu saja Lo Kheng Hong mengomentari saham PNLF. Sebelumnya, dia juga sempat membandingkan saham PNLF ini dengan saham PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA) pada pertengahan Juli 2020 lalu.
“Mayapada harga Rp6.500, EPS [earning per share/laba per saham] Rp12. PNLF harga Rp184 EPS Rp13. Laba per sahamnya lebih besar PNLF,” katanya.
Selanjutnya, pada 7 Desember 2020, Lo Khen Hong juga memberikan komentar menarik lain tentang PNLF. “PNLF yang dibilang value trap sama orang-orang pintar, ternyata wonderful company,” begitu katanya.
Komentar Lo Kheng Hong terhadap saham PNLF ini menjadi menarik, sebab Lo Kheng Hong yang terkenal dengan prinsip value investing ini relatif sangat jarang mengomentari saham tertentu, apalagi dengan cara seperti itu.
Berdasarkan laporan tahunan Panin Financial 2019, Lo Kheng Hong tercatat sebagai salah satu pemegang saham perusahaan dengan porsi kepemilikan sebesar 2% atau 650.720.300 lembar saham.
Namun, terlepas dari itu, mari kita bedah, seberapa menarik sebenarnya saham ini.
Tergolong Saham Murah
Lo Kheng Hong terkenal dengan prinsipnya untuk membeli saham yang salah harga, artinya saham dari perusahaan yang fundamental yang bagus tetapi dengan harga yang terdiskon. Indikator utama yang dipakainya untuk menentukan apakah saham tertentu salah harga atau tidak adalah dari sisi harga per EPS atau price to earning ratio (PER).
Menurutnya, saham dengan PER di bawah 5 kali adalah saham-saham yang sangat murah. Nah, saham PNLF saat ini merupakan salah satu saham yang masuk kategori itu, sebab PER-nya berdasarkan data RTI per Selasa (5 Januari 2021) hanya 4,63 kali.
Namun, tentu tidak cukup untuk hanya menilai valuasi saham berdasarkan satu indikator saja. Indikator lain yang juga dapat digunakan adalah price to book value (PBV) atau rasio perbandingan antara harga saham dengan modal per saham.
PBV 1 kali mencerminkan bahwa harga saham suatu perusahaan memiliki nilai yang sama dengan modal per sahamnya. Nilai PBV yang lebih rendah dari 1 kali berarti harga perusahaan tersebut lebih murah atau sedang terdiskon dari nilai buku atau ekuitasnya.
Sebagai contoh, PBV 0,5 kali berarti suatu perusahaan dengan modal Rp1 triliun hanya dihargai senilai Rp500 miliar. Nah, berdasarkan data RTI per Selasa (5 Januari 2021), PBV PNLF hanya 0,35 kali. Jelas, ini sangat rendah. Ibaratnya, kamu membeli barang seharga Rp1 juta dengan hanya Rp350.000.
Tidak cukup hanya di situ, fundamental PNLF juga secara umum memang cukup kuat. Berikut ini data RTI atas fundamental saham PNLF:
Dari data itu, terlihat bahwa pendapatan PNLF masih cukup tinggi per September 2020, yakni Rp2,84 triliun. Menariknya, laba bersihnya mencapai Rp1,37 triliun. Dengan demikian, margin laba bersihnya mencapai 48,32%. Ini tergolong sangat tinggi.
Sebagai pembanding, margin laba bersih PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar di bursa saat ini mencapai 30,94%, sedangkan margin laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bahkan lebih rendah lagi, hanya 13,5%.
Tidak banyak emiten yang mampu membukukan margin laba bersih di atas 10%, apalagi dari kalangan sektor riil. Di sektor barang konsumsi, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), misalnya, marginnya hanya 6,38%. Selain itu, PT Aneka Tambang Tbk. marginnya bahkan hanya 4,63%.
Selain dari sisi pendapatan, neraca PNLF juga terlihat sangat kuat. Modal atau ekuitasnya mencapai Rp24,21 triliun, sedangkan beban/utang atau liabilitasnya jauh lebih rendah hanya Rp4,03 triliun. Artinya, rasio utang berbanding ekuitasnya atau debt to equity ratio (DER) hanya 16,64%.
Adapun, perusahaan asuransi sejawat lain dengan kapasitas pendapatan yang serupa dengan PNLF, yakni PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (LIFE), misalnya, memiliki DER jauh lebih besar, yakni 89,86%.
Sementara itu, margin laba bersih LIFE hanya 11,04%, PER jauh lebih tinggi yakni 29,12 kali, demikian juga PBV yakni 1,27 kali.
Kondisi keuangan PNLF yang solid tersebut bukanlah hal baru. Kinerja bisnisnya memang relatif cukup terjaga dalam beberapa tahun terakhir. Berikut ini kinerja pendapatan dan labanya dalam 3 tahun terakhir (dalam Rp miliar):
Dari data itu, terlihat bahwa kinerja pendapatan PNLF memang cenderung turun dari tahun ke tahun, baik itu pendapatan premi, hasil investasi, maupun pendapatan lain-lain. Namun, seiring dengan itu, beban klaim juga berkurang cukup signifikan.
Meskipun sumber pendapatan utama PNLF dari premi terus menurun, tetapi perusahaan membukukan pendapatan dari laba entitas asosiasi yang cukup tinggi dan terus meningkat. Hal ini memungkinkan laba bersihnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Secara umum, rasio-rasio keuangan PNLF juga terus membaik. Berikut ini datanya:
Dari data itu, terlihat bahwa rasio margin atau NPM perusahaan terus meningkat dari tahun ke tahun, bahkan menembus 52,3% pada 2019. ROA dan ROE pun terus meningkat, sebaliknya DER terus menurun yang menunjukkan turunnya beban perusahaan.
Baca Juga: Membedah 5 Saham (GJTL, PTRO, MBSS, PNLF, BMTR) Pilihan Lo Kheng Hong
Berminat Mengoleksi Saham PNLF?
Meskipun murah, saham PNLF tampaknya bukan saham yang banyak dilirik investor. Kinerja saham ini dalam beberapa tahun terakhir tidak begitu mengesankan. Harganya sempat melonjak tinggi pada awal 2019 lalu, tetapi setelahnya justru terus menurun dan mencapai puncak penurunannya pada periode awal pandemi 2020.
Oleh karena itu, meskipun harganya tergolong murah atau terdiskon, kamu membutuhkan kesabaran ekstra untuk menunggu hingga harganya naik ke level harga yang wajar. Mungkin waktunya tidak cukup hanya satu atau dua tahun.
Namun, jika kamu berpegang pada prinsip value investing seperti Lo Kheng Hong, saham PNLF boleh jadi menjadi salah satu pilihan yang layak kamu pertimbangkan.
Date: