Daftar BUMN Raksasa yang Belum IPO 2021

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Sampai awal Maret 2021, Bursa Efek Indonesia menyatakan ada 26 perusahaan yang berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO). Namun, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, tidak ada satupun perusahaan yang berstatus sebagai BUMN dari 26 perusahaan itu.

Pada saat ini, masih sedikit sekali BUMN yang melakukan IPO. Padahal, IPO  merupakan salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan BUMN untuk mendapatkan tambahan modal dari luar APBN.

Modal tambahan itu dapat digunakan untuk keperluan perluasan usaha sehingga perusahaan menjadi kian besar. Bagi masyarakat, IPO memungkinkan masyarakat untuk memiliki perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki negara tersebut.

Sampai 2021, jumlah BUMN yang melantai di BEI mencapai 14 perusahaan, di luar perusahaan yang berstatus sebagai anak usaha BUMN atau perusahaan yang tergabung dalam holding BUMN tertentu.

Perusahaan itu antara lain:

  1. Bank Mandiri (BMRI)
  2. Bank Negara Indonesia (BBNI)
  3. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
  4. Garuda Indonesia (GIAA)
  5. Krakatau Steel (KRAS)
  6. Wijaya Karya (WIKA)
  7. Waskita Karya (WSKT)
  8. Adhi Karya (ADHI)
  9. Pembangunan Perumahan (PTPP)
  10. Semen Indonesia (SMGR)
  11. Semen Baturaja (SMBR)
  12. Bank Tabungan Negara (BBTN)
  13. Jasa Marga (JSMR)
  14. Telkom Indonesia (TLKM)

Baca juga: Menilai Kinerja Tiga Bank BUMN (BMRI, BBRI, BBNI)

Sebelumnya, terdapat sejumlah perusahaan yang dulunya berstatus sebagai BUMN namun kini menjadi anak BUMN karena bergabung dalam suatu holding BUMN seperti Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) yang kini di bawah Bio Farma, Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang kini di bawah Pertamina dan Antam (ANTM), Bukit Asam (PTBA) dan Timah (TINS) yang di bawah Inalum.

Sampai 2021, ada sejumlah BUMN berskala besar yang belum melepas sahamnya kepada publik. Sebagian dari BUMN itu merupakan BUMN yang menyetorkan dividen cukup besar kepada negara.

Berikut ini BUMN raksasa yang belum IPO:

1. Pertamina

Pertamina adalah induk holding BUMN minyak dan gas. Pertamina merupakan salah satu BUMN yang memiliki sejarah yang panjang sejak era Soekarno. Sampai pertengahan 2020, aset Pertamina mencapai US$70 miliar atau lebih dari Rp900 triliun.

Di masa lalu, Pertamina pernah digosipkan melakukan IPO, namun gosip itu tidak pernah terbukti sampai saat ini. Dalam perkembangannya, Pertamina memilih untuk menjual sebagian saham anaknya melalui Bursa Efek Indonesia.

Anak usaha Pertamina yang telah IPO antara lain Elnusa (ELSA) dan Asuransi Tugu Pratama (TUGU). Kabarnya, anak usaha Pertamina lainnya yaitu Pertamina Power Indonesia (PPI), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) juga berencana melakukan IPO pada 2021.

Di negara lain, BUMN seperti Pertamina di-IPO-kan oleh pemegang sahamnya yaitu pemerintah. Seperti yang terjadi di Thailand, PTT Public Company melakukan IPO di Bursa Bangkok.

2. PLN

Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan perusahaan milik negara yang mengelola jaringan kelistrikan di Indonesia. Perusahaan ini memiliki aset lebih dari Rp1.500 triliun.

Sejak dulu tidak sedikit pihak yang menyarankan supaya PLN melakukan IPO sebagai bagian dari pengembangan perusahaan serta transparansi pengelolaan perusahaan ini. Namun, sampai saat ini PLN belum juga melakukan IPO.

Tidak seperti Pertamina, sejumlah anak usaha PLN juga belum melakukan IPO. Kendati demikian, PLN kerap memanfaatkan pasar modal untuk mendapatkan dana segar dengan cara menerbitkan obligasi.

Baca juga: Prospek di Balik Rekor Transaksi Saham ANTM

3. Pelindo 

Pada saat ini, ada 4 perusahaan yang bernama Pelindo di Indonesia yaitu Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV yang memiliki wilayah operasi berbeda-beda. Pelindo merupakan perusahaan yang mengelola pelabuhan di Indonesia.

Dari empat Pelindo tersebut, belum ada satupun yang melakukan IPO sampai 2021 ini. Kendati demikian, dua anak usaha Pelindo II yaitu Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) dan Jasa Armada Indonesia (IPCM) telah melepas sahamnya kepada publik melalui Bursa efek Indonesia.

4. Pupuk Indonesia

Sesuai namanya, Pupuk Indonesia merupakan perusahaan yang mengelola usaha pupuk di Indonesia. Perusahaan ini menjadi holding BUMN pupuk dengan membawahi sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang pupuk seperti Pupuk Kaltim, Pupuk Sriwijaya, Pupuk Iskandar Muda dan sebagainya.

Beberapa tahun yang lalu sempat muncul wacana bahwa Pupuk Indonesia menjajaki kemungkinan IPO, namun rencana tersebut tidak juga terealisasi sampai saat ini. Dalam sejumlah kesempatan, Pupuk Indonesia memanfaatkan pasar modal untuk menggalang dana dari investor dengan cara penerbitan obligasi.

5. Hutama Karya

Di antara berbagai BUMN karya, Hutama Karya merupakan perusahaan yang belum melakukan IPO. Hutama Karya merupakan BUMN konstruksi yang mengelola berbagai proyek infrastruktur berskala besar di Indonesia, salah satunya tol Sumatera.

Sama seperti BUMN karya yang lain, Hutama Karya tidak hanya memiliki bisnis di bidang konstruksi namun juga bidang lain seperti operasi dan pemeliharaan jalan tol, manufaktur hingga pengembangan properti. Hutama Karya dulu pernah disebut-sebut akan menjadi induk holding BUMN konstruksi.

Berdasarkan sejumlah pemberitaan, aset Hutama Karya mencapai lebih dari Rp90 triliun pada 2020. Beberapa tahun lalu, Hutama Karya pernah mengungkapkan rencananya untuk melakukan IPO anak usahanya seperti HK Realtindo yang bergerak di bidang usaha properti. Namun, rencana itu belum terwujud sampai saat ini.

Tags: