Bagi Pekerja Kantoran, Efektif WFH atau WFO?
Sejumlah wilayah yang menjadi pusat penyebaran virus corona di Indonesia yakni Jakarta dan Surabaya mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pada awal Juni 2020.
Di Jawa Timur, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah sepakat untuk tidak memperpanjang PSBB di wilayah Surabaya Raya yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo yang berakhir pada 8 Juni 2020. Pemerintah daerah lalu menerapkan PSBB Transisi selama 2 pekan.
Di Jakarta, pemerintah provinsi memberlakukan PSBB Transisi hingga 18 Juni 2020. Dalam PSBB Transisi ini, pemerintah memperbolehkan pekerja bekerja di kantor dengan jumlah maksimal 50% dari kapasitas.
Sejumlah organisasi merespon PSBB Transisi ini dengan berbagai cara. Sejumlah pihak tetap memberlakukan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH). Sebagian lain memberlakukan sistem kerja dari kantor (work from office/WFO) dengan sistem shift atau bergantian antar pekerja dalam waktu yang ditentukan.
Sistem WFH kian populer setelah pandemi virus corona muncul pada kuartal I/2020. Konsep itu diserukan secara terbuka oleh pemerintah untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona yang mudah bertransmisi antar manusia. Sistem ini sempat menggantikan sistem WFO sementara waktu.
Tentu saja, sistem WFH tidak berlaku bagi semua profesi. Sejumlah pekerjaan, terutama di bagian operasional, tidak bisa dikerjakan di rumah melainkan harus di tempat kerja. Bagi pekerja kantor, lebih efektif mana WFH atau WFO? Berikut ini sejumlah keunggulan dan kekurangan WFH.
Keunggulan
1. Efisien
Salah satu keunggulan WFH adalah efisien dari segi waktu. Para pekerja tidak perlu menghabiskan waktu puluhan menit atau berjam-jam untuk pergi ke tempat kerja.
Sebagian pekerja bekerja di kantor yang berjarak tidak dekat dari rumahnya. Oleh karena itu, mereka harus berangkat 1-2 jam sebelum jam masuk kerja dengan menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum.
Dengan sistem WFH, pekerja dapat memanfaatkan waktu yang biasanya digunakan untuk pergi ke tempat kerja untuk kegiatan lain yang lebih produktif.
2. Hemat
WFH dapat menghemat pengeluaran pekerja. Karena tidak perlu pergi ke kantor, pekerja tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar ongkos angkutan umum atau membeli bensin dan membayar parkir kendaraan pribadi.
Di samping itu, WFH memungkinkan pekerja untuk menghemat anggaran makan karena dapat memasak sendiri di tempat tinggalnya.
3. Fleksibel
Secara waktu, WFH membuat pekerja lebih fleksibel dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Saat WFH, pekerja bisa mulai bekerja lebih pagi atau lebih siang. Secara tempat, pekerja juga lebih fleksibel dalam mengerjakan tugas-tugasnya tanpa harus terpaku di meja kerja.
4. Risiko Rendah
WFH juga membuat pekerja menghadapi risiko yang lebih rendah dalam hal penularan virus corona. Karena WFH, pekerja tidak perlu berpapasan dengan orang lain di kantor atau angkutan umum. Ini adalah salah satu alasan ketika pemerintah menyerukan WFH tidak lama setelah kasus virus corona ditemukan di Indonesia.
5. Kesehatan Mental
WFH menghindarkan pekerja dari potensi stres akibat kemacetan dalam perjalanan dari tempat tinggal menuju tempat kerja. Dengan WFH, pekerja tidak terjebak dalam kemacetan yang terjadi di berbagai kota besar di Indonesia.
Kelemahan
1. Komunikasi
WFH mengurangi frekuensi komunikasi secara langsung dan tatap muka antar pekerja. Sebagai gantinya, komunikasi dilakukan menggunakan berbagai perangkat percakapan seperti WhatsApp atau layanan pertemuan berbasis video seperti Zoom atau Microsoft Teams.
Komunikasi dapat terganggu apabila koneksi internet bermasalah. Selain itu, komunikasi dengan perangkat teknologi memungkinkan terjadinya kesalahpahaman atau salah persepsi.
2. Biaya Internet/Listrik
WFH biasanya meningkatkan penggunaan internet mengingat berbagai aktivitas seperti rapat dengan rekan kerja atau berkomunikasi dengan mitra usaha dilakukan dengan bantuan internet.
Di samping itu, biaya penggunaan listrik juga berpotensi meningkat selama WFH. Karena penggunaan laptop/komputer, AC, lampu dan sebagainya saat WFH sejak pagi hingga malam, biaya listrik bukan tidak mungkin dapat meningkat.
3. Distraksi
Bagi pekerja yang sudah berkeluarga, salah satu tantangan dalam WFH adalah distraksi yang ditimbulkan oleh anggota keluarga (pasangan/anak/sanak saudara) di rumah. Seiring kebijakan pemerintah yang membuat kebijakan sekolah di rumah, anak juga menjadi beraktivitas di dalam rumah.
Sejumlah pengalaman menunjukkan situasi itu menjadi tantangan tersendiri bagi pekerja dimana harus membagi waktu antara bekerja dan mengurus anak pada saat yang bersamaan.
4. Tercampurnya Waktu Pribadi dan Pekerjaan
WFH membuat alokasi waktu untuk aktivitas pribadi dan pekerjaan berpotensi tercampur. Waktu yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan tugas justru dipakai untuk aktivitas pribadi. Begitupula sebaliknya. Apabila tidak dikelola dengan baik, situasi ini justru dapat menjadi bumerang bagi pekerja.
Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan.
Date: