Aksi Korporasi (Dan Dampaknya ke Saham)
[Waktu baca: 4 menit]
Sepanjang 2020, sejumlah aksi korporasi dilakukan oleh emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi korporasi yang dimaksud antara lain penggabungan (merger) dan akuisisi.
Aksi merger dan akuisisi itu melibatkan investor lokal dan investor asing. Perlu diakui, aksi korporasi seperti itu menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham emiten yang terlibat tersebut.
Investor bereaksi terhadap informasi aksi korporasi dengan asumsi bahwa emiten yang terlibat akan mendapatkan manfaat positif di masa depan. Pengalaman ini menunjukkan bahwa aksi korporasi adalah suatu sentimen yang tidak dapat dianggap enteng oleh para investor yang memburu cuan.
Berikut ini sejumlah aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten sepanjang 2020:
Bagaimana pergerakan harga sahamnya? Berikut ini sejumlah contoh pergerakan harga emiten yang melakukan aksi korporasi sepanjang 2020 yaitu BRIS, BNLI, ARTO dan KEJU:
Dari grafik garis di atas tampak empat saham tersebut berada dalam tren naik sepanjang 2020. Sepanjang tahun, harga BRIS melesat lebih dari 500%, BNLI 140%, ARTO 40% (240% dalam 6 bulan terakhir) dan KEJU 67%. Apa yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan tersebut?
Big Alpha pernah mengulas berbagai saham tersebut dalam artikel premium berikut:
- Merger, Bank Syariah BUMN Jadi Seberapa Besar?
- Diakuisisi Gojek, Ini Prospek Bank Jago (ARTO)
- 2 Pekan Terbang 100%, Ini Prospek Saham BNLI Setelah Dipinang Bangkok Bank
Menarik untuk menanti berbagai aksi korporasi yang akan dilakukan oleh emiten pada 2021. Sejumlah emiten yang kabarnya akan melakukan aksi korporasi antara lain Indosat (ISAT) yang diisukan merger dengan Tri.
Sementara itu, Menteri Erick Thohir memberi sinyal bahwa akan ada aksi korporasi besar yang dilakukan BUMN pada 2021. Salah satu isu yang berkembang di kalangan pelaku pasar adalah rencana akuisisi Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani oleh Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
Date: