3 Tipe Investor dan Pilihan Investasinya
[Waktu baca: 3 menit]
Apakah kamu dan teman dekatmu memiliki profil risiko yang sama dalam berinvestasi? Belum tentu. Pada umumnya, profil risiko satu orang dan orang lainnya berbeda-beda dan tidak bisa dipaksa untuk menjadi sama.
Profil risiko adalah tingkatan seberapa besar seseorang dapat menoleransi suatu risiko investasi. Ada orang yang sanggup menghadapi risiko tinggi, tapi ada pula yang hanya sanggup menghadapi risiko rendah. Satu profil risiko tidak berarti lebih baik daripada yang lain.
Berdasarkan profil risiko tersebut, seseorang dapat menentukan sarana investasi yang dipilih. Tidak semua sarana investasi cocok bagi orang dengan profil risiko tertentu. Tentu saja, bukan berarti risiko itu harus dihindari melainkan dikelola secara baik.
Profil risiko yang dikenal secara umum ada tiga yaitu konservatif, moderat dan agresif. Apa perbedaanya? Simak penjelasannya berikut ini:
1. Investor Agresif
Investor dengan profil risiko agresif biasanya berani menempatkan sebagian besar dananya dalam sarana investasi yang berisiko tinggi seperti saham atau reksa dana saham. Sesuai dengan risikonya, investor agresif biasanya mengincar keuntungan yang juga tinggi.
Tentu saja, potensi kerugian yang dihadapi oleh investor agresif juga tidak kalah tinggi. Prinsip high risk high return dapat dengan "mudah" dicermati dari investor tipe ini. Ada saham yang bisa naik hingga 6.000%, seperti yang pernah kami ulas dalam artikel ini: Sampai 6.000%! Bank Digital dan Lonjakan Sahamnya.
Dalam beberapa kasus, investor agresif tidak menempatkan seluruh dananya ke instrumen investasi yang berisiko tinggi. Sebagian kecil dananya biasanya juga akan ditempatkan di instrumen lain dengan risiko lebih rendah, deposito misalnya, sebagai bagian dari diversifikasi.
Dana disimpan di deposito atau simpanan juga dilakukan sebagai antisipasi jika terjadi gejolak pasar saham. Dana tersebut digunakan untuk berbagai tujuan, salah satunya membeli saham di harga rendah saat terjadi market crash atau memang untuk dana cadangan untuk keperluan sehari-hari.
2. Investor Moderat
Investor dengan profil risiko moderat biasanya memadukan pilihan investasinya dalam sarana investasi yang berisiko tinggi serta berisiko rendah. Dengan strategi ini, investor moderat biasanya mengincar keuntungan yang relatif tinggi sekaligus berupaya meminimalisir risiko yang ada.
Investor moderat biasanya bukan hanya berinvestasi saham, tapi juga membeli obligasi atau reksa dana campuran. Selain potensi pendapatan tinggi dari saham, investor moderat juga mengincar pendapatan tetap dari obligasi. Bagaimana prospek obligasi korporasi pada 2021? Kami mengulasnya dalam artikel ini: Potensi Cuan dan Risiko Obligasi Korporasi 2021.
Jenis investor ini tidak lebih berani daripada investor agresif, namun cenderung lebih berani daripada investor konservatif. Investor moderat biasanya menginginkan keuntungan yang lebih tinggi daripada produk simpanan bank namun dengan risiko yang terjaga.
3. Investor Konservatif
Investor dengan profil risiko konservatif biasanya memilih sarana investasi yang berisiko rendah seperti deposito atau reksa dana pasar uang. Salah satu tujuan investasi dari investor konservatif adalah mengupayakan uangnya terus tumbuh, setidaknya di atas inflasi tahunan, namun tidak dengan pertumbuhan yang sangat tinggi.
Produk investasi yang dipilih biasanya deposito atau reksa dana pasar uang. Secara umum, bunga deposito (di bank BUMN khususnya) lebih rendah daripada kupon atau imbalan dari Surat Berharga Negara (SBN). Bunga deposito biasanya mengikuti besaran suku bunga acuan yang secara berkala diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Sederhananya, saat suku bunga acuan naik maka bunga deposito ikut naik, begitupula sebaliknya. Deposito itu bukan hanya di bank umum, tapi juga Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Apakah menabung di BPR menarik? Simak penjelasannya dalam artikel: Menabung di BPR, Seberapa Menarik?
Sementara itu, sejumlah produk reksa dana pasar uang juga memiliki kinerja yang lebih tinggi daripada deposito. Kendati demikian, risikonya paling rendah di antara berbagai jenis reksa dana lainnya seperti reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham atau reksa dana campuran.
Date: