Pelajaran Dari Kasus Kampung Kurma

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Masih ingat kasus Kampung Kurma? Kasus Kampung Kurma mencuat 2019 dan hingga kini persoalannya belum selesai. Terbaru, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menyatakan tengah menyidik kasus ini. Sejauh ini belum ada penetapan tersangka.

Berikut ini fakta mengenai Kampung Kurma:

  • Kampung Kurma menawarkan investasi syariah dengan konsep  "anti-riba" kepada masyarakat (2018)
  • Satgas Waspada Investasi (SWI) menyatakan Kampung Kurma sebagai investasi ilegal (April 2019)
  • SWI telah menghentikan kegiatan investasi Kampung Kurma (November 2019)
  • Tidak memiliki izin dari BKPM dan Kementerian Perdagangan
  • Status: Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara (September 2020)
  • Bareskrim memperkirakan 2.000 orang menjadi korban investasi bodong Kampung Kurma dengan dana yang dihimpun Rp333 miliar (November 2020)

Skema:

  • Menawarkan investasi perkebunan berupa unit lahan pohon kurma dengan modal puluhan hingga ratusan juta Rupiah. Satu unit lahan seluas 400m2-500m2 ditanami lima pohon kurma dan menghasilkan Rp175 juta per tahun.
  • Lokasi lahan disebut di Kabupaten Bogor, Cirebon, Lebak dan Pandeglang. Pohon kurma akan berbuah pada usia 4-10 tahun hingga usianya 90-100 tahun. 
  • Menurut Bareskrim, Kampung Kurma menawarkan 4.208 kavling dengan bonus sebuah pohon kurma untuk masing-masing kavling

Kasus Kampung Kurma menambah panjang daftar investasi ilegal di OJK. Apa yang bisa dipelajari dari kasus ini supaya peristiwa tidak serupa tidak terjadi lagi di masa depan?

1. Rekam Jejak dan Identitas

Calon investor idealnya perlu memeriksa identitas dari pihak yang menawarkan aktivitas investasi, termasuk apakah telah mengantongi izin dari pihak berwenang atau belum. Dalam kasus Kampung Kurma, SWI menyatakan Kampung Kurma tidak memiliki izin BKPM dan Kementerian Perdagangan.

Sebelum memutuskan investasi, tidak ada salahnya memastikan perizinan tersebut. Di samping itu, rekam jejak dari pengelola perusahaan atau orang-orang yang terlibat dalam penawaran investasi itu juga perlu diketahui, salah satunya dengan cara menggunakan mesin pencari di internet.

Pemeriksaan identitas itu perlu dilakukan untuk memastikan kredibilitas dari pihak yang menawarkan investasi. 

2. Investasi Bukan Cuma Soal Keuntungan, Tapi Risiko

Dalam investasi, potensi keuntungan dan risiko seperti dua sisi dalam satu koin yang sama. Tidak ada investasi tanpa risiko, termasuk yang ditawarkan oleh Kampung Kurma dan investasi lainnya, termasuk investasi syariah yang menyatakan pernyataan "anti-riba" sekalipun.

Sebelum berinvestasi, calon investor selayaknya bukan hanya memikirkan potensi keuntungan tapi juga menghitung potensi risiko. Beberapa contoh pertanyaan sederhana yang dapat diajukan kepada diri sendiri sebelum berinvestasi:

  • Apa risiko paling buruk yang dapat terjadi dalam investasi ini?
  • Bagaimana cara mengelola atau memitigasi risiko tersebut?
  • Apakah saya sebagai investor sanggup menghadapi risiko tersebut?

3. Minta Pendapat

Tidak ada salahnya meminta pendapat dari orang lain (kerabat, saudara atau pihak ketiga) yang dianggap paham mengenai investasi sebelum memutuskan berinvestasi. Perspektif orang lain yang lebih paham mengenai investasi diharapkan dapat mencegah kerugian terjadi.

4. Verifikasi

Dalam kasus Kampung Kurma, investor dijanjikan kavling berupa lahan pohon kurma. Dalam sejumlah kasus, calon investor akhirnya menyadari ditipu setelah memeriksa lokasi yang dijanjikan. Di lokasi tersebut, tidak ada tanda-tanda perkebunan kurma.

Berdasarkan pengalaman tersebut, calon investor perlu melakukan verifikasi atau mendatangi lokasi untuk memastikan aset investasi, terutama investasi fisik seperti properti atau perkebunan. Verifikasi, bukan hanya sekali, perlu dilakukan untuk melihat secara langsung aset yang dibeli.

5. Investasi yang Dipahami

Terdengar klise, namun investasilah di instrumen investasi yang kita pahami. Apabila belum memahami investasi tersebut tidak ada salahnya terus memperdalam pengetahuan mengenai investasi tersebut dari berbagai sumber.

Gali informasi mengenai bagaimana instrumen investasi itu bisa menghasilkan keuntungan dan menyebabkan kerugian. Pada saat ini, sumber informasi mengenai investasi tersedia berlimpah di internet.