Ini Daftar Saham Bank Syariah, Opsi Untuk Investasi Halal!

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Industri pasar modal semakin semarak dengan terus bertambahnya jumlah saham syariah di Bursa Efek Indonesia. Pada saat ini, porsi saham syariah di BEI mencapai lebih dari 60 persen dari keseluruhan saham yang ada. 

Jumlah saham syariah juga terus tumbuh hingga lebih dari 90 persen, dari 237 saham di tahun 2011 menjadi 451 saham di tahun 2020. 

Sebuah saham dinyatakan syariah apabila memenuhi prinsip syariah di pasar modal, sekaligus tidak menjalankan aktivitas yang dilarang dalam agama Islam seperti:

  • Perjudian dan permainan yang tergolong judi
  • Jasa keuangan ribawi
  • Juali beli berisiko yang tidak pasti
  • Memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangkan produk haram dalam Islam

Nah, di antara saham-saham syariah yang ada di BEI, empat di antaranya bergerak industri jasa keuangan yaitu bank syariah. Bank konvensional  tidak masuk dalam kategori syariah karena masih menjalankan konsep ribawi. 

Pada 2020 di tengah pandemi virus corona yang menghantam perekonomian, kinerja bank syariah terbukti lebih "tahan banting" daripada bank konvensional. Kami mengulas fenomena itu dalam artikel ini: Bank Syariah Terbukti Lebih Tahan Banting

Apa saja daftar saham bank syariah yang ada di BEI? Big Alpha merangkumnya untuk kamu. 

1. BRIS - PT Bank Syariah Indonesia Tbk

Bank Syariah Indonesia (BRIS) adalah entitas baru hasil dari merger tiga bank syariah milik BUMN. Ketiganya adalah Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Merger ini dilakukan demi memperkuat industri keuangan syariah Tanah Air. 

BRI Syariah dengan kode emiten BRIS dipilih menjadi bank survivor dari proses merger yang terjadi. Alasannya, BRIS satu-satunya bank syariah BUMN yang sudah berstatus sebagai perusahaan terbuka. Pemerintah memang ingin hasil merger bank syariah pelat merah ini langsung menjadi perusahaan terbuka.

Jumlah aset dari penggabungan ketiga bank BUMN menjadi BSI (BRIS) pun tak tanggung-tanggung yaitu mencapai lebih dari Rp214,6 triliun.  Buntut proses merger tersebut, saham BRIS sendiri meroket tajam sepanjang 2020 lalu. Harga saham BRIS naik sampai 579 persen sepanjang tahun, dari sekitar Rp 330 per lembar saham di awal 2020 menjadi Rp 2.400 per lembar di akhir tahun. 

Memasuki 2021, harga saham BRIS sempat tembus Rp3.760 per lembarnya. Bagaimana sebenarnya kondisi bank syariah yang dimiliki oleh BUMN ini? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini: Kapasitas, Peluang dan Tantangan Bank Syariah Indonesia

2. BANK - PT Bank Aladin Syariah Tbk

Bank Aladin Syariah sebelumnya bernama PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. Pergantian nama dilakukan pada awal Juni 2021 melalui RUPSLB yang dilakukan April lalu. 

BANK melekukan penawaran perdana saham pada 1 Februari 2021. Bank Aladin Syariah sendiri dimiliki oleh PT NTI Global Indonesia dengan porsi kepemilikan 60,55 persen, PT Alphaplus Adhigana Asia dengan porsi 1,55 persen, dan publik 37,9 persen. 

3. BTPS - PT Bank BTPN Syariah Tbk

Awalnya, BTPN Syariah adalah unit usaha syariah (UUS) dari PT Bank BTPN Tbk yang dibentuk pada 2010. Kemudian pada 2014, BTPN Syariah resmi melakukan spin-off sebagai bank umum syariah. 

BTPN Syariah resmi menjadi perusahaan publik dengan kode saham  BTPS pada 2018 lalu. Kepemilikan mayoritas saham BTPBN Syariah dikuasai PT Bank BTPN Tbk sebagai perusahaan induk, yakni 70 persen. Sisanya, publik menguasai 29,97 persen saham dan 0,03 persen saham lainnya adalah saham treasury. 

4. PNBS - PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

Bank Panin Dubai Syariah (PNBS) dulu bernama Bank Panin Syariah Tbk. PNBS mendapat izin operasi syariah dari Bank Indonesia pada 2009 lalu. Induk usaha Bank Panin Dubai Syariah adalah Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN). 

Saham PNBS dikuasai oleh Bank Panin sebagai induk usaha dengan porsi 50,22 persen, Dubai Islamic Bank sebesar 38,25 persen, dan sisanya oleh publik. PNBS melakukan IPO pada 2013.