Daftar Saham Bank Kecil, Tertarik Beli?

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Keberadaan bank kecil alias bank mini dengan kapitalisasi kecil semakin dilirik investor. Hal ini karena bank kecil berpotensi untuk bertransformasi menjadi bank digital untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Sebagai informasi, bank kecil adalah bank yang masuk kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan II dengan modal inti sampai Rp 5 triliun. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mengatur pembentukan bank digital harus memenuhi modal inti sebesar Rp 10 triliun untuk bank baru. Namun, untuk bank lama yang diubah bisnisnya menjadi digital, syarat modal intinya hanya Rp 3 triliun. Jadi jelas, lebih menguntungkan untuk mentransformasi bank kecil menjadi bank digital daripada membangun bank digital baru. 

Saham bank-bank kecil atau bank mini berpotensi melejit jika memang jadi berubah menjadi bank digital. Kendati demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua bank kecil tersebut berubah menjadi bank digital. Hanya sebagian bank kecil yang bertransformasi menjadi bank digital atau bank yang digadang-gadang tidak lagi membutuhkan kantor cabang.

Lantas apa saja daftar bank kecil di Indonesia? Berikut ini daftarnya:

1. Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS)

Awalnya, PT Bank IBK Indonesia Tbk bernama PT Finconesia yang berdiri pada 1973. Seiring berjalannya waktu, baru pada tahun 2014 Industrial Bank or Korea (IBK) mengakuisisi saham PT Bank Mitraniaga Tbk (perubahan dari PT Finconesia). Setelah itu, nama perusahaan ini menjadi Bank IBK Indonesia.

2. Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)

PT Bank Amar Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT Anglomas International Bank yang berdiri tahun 1991 di Surabaya. Pada 2019, Bank Amar mendapat peningkatan modal sehingga statusnya jadi Bank BUKU II dengan modal inti lebih Rp1 triliun. Saat ini, 70 persen saham Bank Amar dimiliki oleh masyarakat sementara sisanya 30 persen oleh Tolaram Group. 

Salah satu produk yang populer dari Bank Amar adalah Tunaiku yang menyediakan jasa pinjaman uang online.

3. Bank Jago Tbk (ARTO)

Bank Jago adalah salah satu bank digital yang sempat mencuri perhatian masyarakat. Bank Jago menamai dirinya sebagai aplikasi finansial yang bekerja dengan prinsip life-centric. 

Bank Jago sebelumnya bernama PT Bank Artos Indonesia Tbk (Bank Artos). Tahun 2020, Gojek masuk sebagai pemegang saham. Gojek berencana mengombinasikan sistem pembayaran Gopay ke dalam lini binis Bank Jago. 

Berbagai aksi korporasi yang dilakukan oleh ARTO sempat membuat harga saham perusahaan ini melesat hingga ribuan persen. Simak ulasannya dalam artikel berikut: Sampai 6.000%! Bank Digital dan Lonjakan Sahamnya

4. Bank MNC Internasional (BABP)

PT Bank MNC Internasional Tbk lahir setelah induk usaha, MNC Group, mengakuisisi PT Bank ICB Bumiputera Tbk.  Bank yang dikuasai oleh taipan dan politisi Hary Tanoesoedibjo melalui MNC Kapital itu ikut memeriahkan persaingan bank digital di Indonesia.

Dalam keterangan resmi yang dirilis oleh manajemen pada Kamis, 27 Mei 2021, bank dengan kode saham BABP itu telah mendapatkan izin digital onboarding dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan izin ini, nasabah dapat membuka rekening simpanan di MNC Bank secara online (digital) tanpa perlu ke kantor cabang.  Layanan perbankan digital tersebut akan diusung dengan nama MotionBanking.

Bagaimana dengan persaingan bank digital di Indonesia? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini: Medan Persaingan Bank Digital di Indonesia

5. Bank Capital Indonesia Tbk (BACA)

Bank Capital mulai melantai di bursa pada 2007 lalu. Saat ini, Bank Capital sudah memiliki 82 jaringan kantor operasional di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Solo, dan Kupang. Sejak 2020, Bank Capital fokus pada pengembangan teknologi digital perbankan. Bank Capital dikabarkan akan menjadi bank digital mengikuti jejak sejumlah bank lainnya.

6. Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK)

Bank Net Indonesia Syariah fokus pada layanan akses perbankan syariah berbasis digital. Dalam waktu dekat, Bank Net Indonesia Syariah akan meluncurkan Aladin, platform keuangan syariah yang sepenuhnya digital. 

7. Bank Harda Internasional Tbk (BBHI)

Per 7 Mei 2021, PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) resmi ganti nama jadi PT Allo Bank Indonesia Tbk dan juga melakukan perubahan logo. Bank ini juga baru saja diakuisi oleh Chairul Tanjung. 

8. Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI)

Bank Bisnis Internasional didirikan di Bandung dengan nama Bank Ekonomi Nasional NV pada 1957. Bank Bisnis memiliki kantor cabang di Bandung, dengan kantor cabang pembantu di Jakarta dan Surabaya. 

9. Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC)

Bank JTrust dimiliki oleh J Trust Co, Ltd, salah satu grup finansial terbesar di Jepang dan terdaftar di Tokyo Stock Exchange. Lini binis J Trust sendiri tersebar di Singapura, Korea Selatan, Mongolia, dan Kamboja. Sebelumnya, Bank J Trust Indonesia bernama Bank Mutiara. Di masa lalu, nama bank ini adalah Bank Century, salah satu bank yang sempat menjadi sorotan karena kasus yang melilitnya.

10. Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS)

Bank ini berdiri dengan nama PT Executive International Bank pada 1992. Setelah melalui beberapa ganti nama dan aksi korporasi, Bank Pembangunan Daerah Banten resmi berdiri pada 2016. Langkah ini terjadi setelah akuisisi oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development.

11. Bank Ganesha Tbk (BGTG)

Bank Ganesha berdiri sejak 1990. Kantor pusatnya berada di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Hingga 2020, Bank Ganesha telah memiliki jaringan kantor cabang di Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Medan. 

12. Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)

Bank QNB adalah bagian dari QNB Group, bank besar di Timur Tengah dan Afrika. Bank QNB Indonesia kemudian memperkuat struktur permodalan pada 2011 dan menjadikan QNB Group sebagai pemegang saham pengendali.  

13. Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS)

Bank Maspion berdiri pada 1989 di Surabaya. Pada 2013, Bank Maspion pertama kali melantai di bursa. Hingga 2019, Bank Maspion didukung oleh 10 kantor cabang, 26 kantor cabang pembantu, 7 kantor kas, serta 2 kantor fungsional di 11 kabupaten/kota. 

14. Bank of India Indonesia Tbk (BSWD)

Awalnya, Bank of India Indonesia bernama Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada 1968 di Surabaya. Tahun 1984, Bank Swadesi diambil alih keluarga Chugani. Setelah melalui berbagai pengembangan, Bank Swadesi melantai di bursa saham pada 2002. 

Tahun 2007, terjadi kesepakatan akuisisi antara Bank Swadesi dengan Bank of India. Selanjutnya, Bank of India menjadi pemegang saham mayoritas, sehingga nama bank ini berubah menjadi Bank o India Indonesia sampai sekarang. 

15. Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR)

Awalnya, Bank Oke Indonesia bernama PT Liman International Bank yang berdiri tahun 1990. Tahun 2012 namanya berubah jadi PT Bank Dinar Indonesia. Tahun 2014, Bank Dinar resmi melantai di bursa. 

Tahun 2018, 77,28 persen saham Bank Dinar resmi diakuisi oleh APRO Financial Co, Ltd sebuah institusi keuangan besar dari Korea Selatan. Baru pada 2019, Bank Dinar melakukan penggabungan usaha dengan PT Bank Oke Indonesia yang juga dimiliki APRO sebesar 99 persen. 

16. Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)

Bank Bumi Arta berdiri tahun 1967. Tahun 1976, Bank Bumi Arta bergabung dengan Bank Duta Nusantara. Per 2006, Bank Bumi Arta  mencatatkan diri di bursa saham.  BNBA menjadi salah satu saham yang dirumorkan akan dibeli oleh salah satu investor besar asal Singapura pada 2021 ini yang membuat pergerakan harga sahamnya menjadi liar.

17. Bank National Nobu Tbk (NOBU)

PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) adalah bank umum swasta nasional yang dimiliki oleh kelompok usaha Lippo Group.

Saham NOBU dimiliki oleh sejumlah pihak yaitu PT Kharisma Buana Nusantara 22,53 persen, PT Prima Cakrawala Sentosa 19,58 persen, PT Matahari Department Store Tbk 16,4 persen, OCBC Securities Pte Ltd-Client A/C 12,21 persen, Nomura Securities Co Ltd A/C Client 10 persen, PT Lippo General Insurance Tbk 7,6 persen, dan masyarakat umum sebanyak 11,68 persen.

18. Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)

Bank ini semula bernama PT Bank Yudha Bhakti Tbk, sebelum akhirnya ganti nama jadi PT Bank Neo Commerce Tbk pada 2020. Bank Neo Commerce sudah bertransformasi menjadi bank digital per 2020 lalu.

Pada saat ini, saham BBYB dimiliki oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98 persen, PT Gozco Capital 20,13 persen, PT Asabri (Persero) 16,3 persen, Yellow Brick Enterprise Ltd. 11,1 persen dan sisanya pemegang saham publik 27,49 persen.

 

Tags: