Cerita Di Balik Merahnya Kinerja Saham UNVR 

Date:

[Waktu baca: 6 menit]

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. yang masih mencatatkan return negatif bahkan dalam 5 tahun terakhir menyebabkan banyak pihak mempertanyakan tentang efektivitas fundamental analysis, atau investasi saham yang berdasarkan fundamental emiten.

Emiten dengan kode saham UNVR ini sangat sering menjadi contoh kasus dalam kampanye Yuk Nabung Saham. Alasannya sederhana, karena produk-produk Unilever digunakan oleh hampir semua orang di Indonesia, mulai dari bangun pagi, hingga tidur malam.

Unilever begitu terkenal dan memang merupakan pemimpin pasar di segmen barang konsumsi habis pakai atau fast moving consumer goods (FMCG). Pertumbuhan kinerja keuangannya juga stabil dan royal pula dalam membagikan dividen.

Bahkan, laba bersih UNVR dalam setahun mampu melebihi modal atau ekuitasnya. Sangat sedikit emiten di dunia yang mampu berkinerja seperti itu. Oleh karena labanya yang lebih besar dari ekuitasnya, menjadikan UNVR tenang-tenang saja untuk membagikan dividen hingga 100% dari labanya.

Sebagai pemimpin pasar, UNVR jelas adalah perusahaan besar. Di Bursa Efek Indonesia, UNVR masuk dalam jajaran 10 besar emiten berkapitalisasi pasar terbesar. Dengan semua keistimewaan itu, UNVR mendapatkan status sebagai saham blue chip.

Namun, sahamnya yang memerah dalam 5 tahun terakhir justru bertentangan dengan semua predikat luar biasa yang disandangnya.

Jika demikian, bukankah lebih baik memilih saham emiten lain yang secara fundamental mungkin tidak sehebat UNVR, tetapi sahamnya naik puluhan, bahkan ratusan persen dalam waktu singkat?

Berikut ini posisi return saham UNVR berdasarkan data RTI hingga sesi pertama perdagangan hari Kamis, 8 April 2020. Saham UNVR ada di level Rp6.575 :

Dari data tersebut, terlihat bahwa sepanjang tahun ini saja (year to date/ ytd), saham UNVR sudah turun 10,54%. Dalam 3 tahun terakhir sudah turun 39,51, sedangkan dalam 5 tahun terakhir juga turun 10,97%. Daripada berinvestasi di UNVR, tampaknya lebih menguntungkan menaruh uang di deposito.

Sebagai informasi, saham UNVR telah mengalami pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:5 pada awal 2020 lalu. Artinya, perhitungan harga saham UNVR saat ini telah disesuaikan dengan level harga yang baru pasca-stock split.

Baca juga: Daftar Saham Stock Split Januari-Maret 2021

Mengapa Saham UNVR Memerah?

Tidak ada yang salah pada kinerja UNVR. Secara fundamental, yakni dari sisi kekuatan finansial, kekuatan merek, strategi bisnis dan inovasi, pangsa pasar, sektor industri, serta kemampuan menghasilkan pendapatan dan laba yang konsisten, UNVR merupakan salah satu emiten terkuat.

Hanya saja, ekspektasi investor terhadap UNVR akhir-akhir ini memang tidak sepenuhnya terpenuhi. Kemungkinan lain, investor selama ini memang sudah terlalu berlebihan menilai tinggi saham UNVR, sehingga kini justru UNVR sedang bergerak kembali ke level harga yang lebih wajar.

Mungkin, di tengah tren penurunan inilah, saham UNVR menjadi kembali menarik, mumpung valuasinya kembali murah jika dibandingkan level beberapa tahun belakangan ini.

Kinerja keuangan UNVR tumbuh secara konsisten selama satu dekade terakhir. Pada 2018 lalu, pertumbuhan labanya memang menunjukkan anomali, sebab naik sangat tinggi. Namun, hal itu terjadi karena adanya pendapatan lain non-operasional.

Adanya pendapatan tersebut pada 2018 menyebabkan kinerja 2019 terlihat menurun drastis, padahal sebenarnya tidak. Kinerja UNVR baru benar-benar melemah pada 2020, itupun karena kondisi pandemi yang memang menghantam hampir semua jenis industri.

Berikut ini perkembangan pendapatan dan laba UNVR:

Dari data tersebut, terlihat bahwa pendapatan UNVR masih tumbuh positif, tetapi sayangnya cenderung terus melemah. Sementara itu, laba bersihnya tercatat menurun dalam 2 tahun terakhir.

Namun, seperti disinggung sebelumnya, lonjakan laba pada 2018 disebabkan oleh adanya pendapatan nonoperasional bersih lainnya.

Dalam laporan keuangan 2018, UNVR menjelaskan bahwa pendapatan nonoperasional itu adalah keuntungan dari penjualan hak untuk mendistribusikan produk Spreads yang menggunakan merek dagang global, merek dagang lokal, dan daftar pelanggan di Indonesia, serta aset tak berwujud lainnya kepada PT Upfield Consulting Indonesia sebesar Rp 2,66 triliun.

Jika pendapatan tersebut tidak diikutsertakan, laba UNVR justru hanya Rp6,42 triliun. Dengan demikian, perkembangan labanya menjadi seperti berikut ini:

Kinerja UNVR dalam 5 tahun terakhir ini memang cenderung tidak begitu mengesankan. Pendapatannya hanya tumbuh tipis, sedangkan laba bersihnya tidak konsisten. Hal ini berbeda dibandingkan kinerja pada periode 10 tahun sebelumnya, atau pada 2007-2015. Berikut ini datanya:

Dari data tersebut terlihat bahwa kinerja pertumbuhan pendapatan dan laba UNVR hampir selalu tumbuh dua digit selama periode 2007 hingga 2015. Meskipun demikian, pertumbuhannya memang cenderung terus melambat sejak 2011.

Oleh karena itu, wajar saja jika selama periode tersebut saham UNVR sangat diminati dan ceritanya bertahan hingga sekarang. Berikut ini grafik perkembangan harga UNVR saat itu (sebelum stock split pada awal 2020) :

Namun, dalam 5 tahun belakangan, pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba UNVR memang tidak lagi sepesat periode sebelumnya. Alhasil, tidak ada cukup alasan untuk mengapresiasi saham UNVR lebih lanjut, sebab pertumbuhan kinerjanya pun terbatas. Di sisi lain, saham UNVR sudah terlanjur tinggi.

UNVR merupakan salah satu saham di bursa yang valuasinya cenderung konsisten sangat tinggi, tetapi hal itu dianggap wajar-wajar saja karena fundamentalnya yang kuat. Berdasarkan data RTI, saat ini price to earning ratio (PER) UNVR ada di level 35,2 kali, sedangkan price to book value (PBV) 50,8 kali.

Level PER dan PBV tersebut masih tetap tinggi, bahkan setelah saham UNVR turun cukup tajam sepanjang tahun ini, maupun dalam 3-5 tahun terakhir.

PER UNVR akhir-akhir ini memang tidak pernah lebih rendah dari 30 kali, demikian pun PBV-nya tidak pernah di bawah 50 kali.
Bandingkan dengan PER dan PBV IHSG yang saat ini ada di level 11,3 kali dan 2,2 kali. Jelas, UNVR dihargai dengan sangat premium.

Dapat dikatakan, penurunan harga saham UNVR saat ini adalah tren yang wajar setelah sahamnya memanas sejak awal 2000-an. Fundamental UNVR memang masih sangat kuat, tetapi pertumbuhan kinerjanya memang tidak lagi sepesat dulu.

Baca juga: Pengertian Stock Split dan Manfaatnya

Masih Layak Belikah UNVR?

Meskipun kinerja sahamnya terus memerah dan kinerja keuangannya terbatas, tidak berarti UNVR bukan lagi perusahaan yang menarik. Dengan fundamentalnya yang kuat, bisnis UNVR kemungkinan besar masih akan tetap bertahan hingga puluhan tahun ke depan.

Perusahaan ini juga tidak henti-hentinya melakukan inovasi. Merek-merek produknya pun sudah sangat melekat di benak masyarakat Indonesia, seperti Axe, Dove, Rinso, Citra, Clear, Lifebuoy, Pond’s, Lux, Magnum, Rexona, Royco, Sunsilk, Sariwangi, Vaseline, Surf, dll.

Di sisi lain, dengan harganya yang kini sudah turun, menjadikan valuasinya kini lebih murah dibandingkan rata-rata selama beberapa tahun belakangan. Oleh karena itu, peluang bagi pertumbuhan sahamnya di masa mendatang justru terbuka.

Jika pemulihan ekonomi tahun ini berjalan lancar, daya beli masyarakat tentu akan meningkat lagi dan kinerja keuangan UNVR juga perlahan akan kembali membaik.

Manajemen UNVR sendiri juga mengungkapkan sudah menyiapkan strategi untuk menyambut momentum pemulihan itu. Selama pandemi, UNVR melakukan inovasi dengan menyiapkan produk dengan harga yang lebih terjangkau dan memperkuat rantai pasok online.

Periode pandemi mendorong permintaan produk-produk kategori personal care seperti Lifebuoy dan Pepsodent, serta home care seperti Sunlight, Rinso, Molto, dan Wipol. Produk-produk makanan rumah tangga seperti Kecap Bango, Royco, dan Sariwangi juga meningkat sering kebijakan work from home.

Tidak kurang dari 40 jenis inovasi produk yang dikeluarkan UNVR hanya sepanjang 2020 saja. Langkah inovasi pun masih akan terus dilakukan tahun ini. Di lini platform digital, UNVR mengembangkan Unilever Home Delivery dan Unilever Profesional.

Diversifikasi produk UNVR pun bakal makin tinggi di masa mendatang, seiring dengan berlanjutnya ekspansi bisnis perusahaan. Hal ini memastikan bisnis UNVR bakal terus berkembang dan menjadi jaminan kuatnya prospek jangka panjang perusahaan ini.

Hal ini cukup untuk menjadi alasan menjadikan saham ini pilihan investasi untuk jangka panjang, apalagi jika ingin menikmati keuntungan yang konsisten dari pembagian dividen.