Utang Untuk Pesta Pernikahan? Tips Sebelum Pakai Pembiyaaan Pernikahan

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Pesta pernikahan adalah sebuah acara yang masih dilangsungkan oleh masyarakat pada saat ini. Penyelenggaraan pesta pernikahan tidak jarang membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Dana tersebut dibutuhkan untuk berbagai keperluan dalam pesta pernikahan seperti menyewa gedung, jasa catering, baju pengantin, cinderamata, dokumentasi dan sebagainya.

Di sejumlah daerah, pesta pernikahan kian mahal apabila harus memenuhi persyaratan adat seperti pemenuhan mahar. Mahar tersebut dapat berupa hewan ternak, kain tradisional hingga perhiasan emas.

Pesta pernikahan itu menghabiskan biaya ratusan juta hingga miliaran Rupiah, tergantung seberapa besar pesta yang diselenggarakan. Tentu saja, tidak semua pesta pernikahan berbiaya mahal.

Dana yang digunakan untuk membiayai pesta pernikahan itu bisa berasal dari berbagai sumber, mulai dari uang milik calon pengantin itu sendiri, uang orangtua hingga utang. 

Pada saat ini, tidak sedikit lembaga jasa keuangan yang menawarkan pinjaman untuk pembiayaan pernikahan. Mereka antara lain perbankan dan perusahaan pembiayaan (multifinance). 

Sejumlah bank menawarkan pembiayaan pernikahan dalam produk Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau kredit multiguna. Bank menawarkan kredit dengan iming-iming pengurusan yang cepat dan suku bunga kompetitif.

Sementara itu, perusahaan pembiayaan atau yang dikenal dengan perusahaan leasing juga menawarkan pembiayaan pernikahan sebagai bagian dari pembiayaan multiguna. Baik pinjaman dari bank atau multifinance biasanya memiliki limit pinjaman.

Berikut ini sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengambil fasilitas pembiayaan pernikahan dari bank atau multifinance:

1. Sesuaikan Kemampuan Finansial

Salah satu hal krusial yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuan finansial untuk menyelesaikan kewajiban setelah berutang. Sama seperti bentuk utang lainnya, pembiayaan pernikahan juga memiliki konsekuensi pembayaran bunga dan pokok pinjaman di masa depan.

Oleh karena itu, calon pengantin perlu berhitung mengenai kemampuan membayar utang tersebut dari penghasilan setelah menikah. Jangan sampai pembiayaan pernikahan justru menimbulkan masalah baru di kemudian hari.

2. Siapkan Rencana Anggaran

Sebelum memutuskan berutang, calon pengantin perlu berhitung secara rinci mengenai kebutuhan anggaran untuk pernikahan tersebut. Dengan perhitungan tersebut, calon pengantin dapat memutuskan berapa besar utang yang perlu diambil untuk membiayai pernikahan.

Tentu saja, uang yang digunakan untuk membiayai pernikahan idealnya tidak hanya berasal dari utang, tapi juga uang pribadi. Dengan demikian, utang menjadi sumber pembiayaan pelengkap, bukan sumber pembiayaan utama.

3. Skala Pernikahan

Calon pengantin perlu mendiskusikan pesta pernikahan seperti apa yang hendak digelar. Apakah pesta pernikahan tersebut perlu digelar dengan skala relatif besar sehingga membutuhkan sumber pembiayaan lain berupa utang?

Jika tidak perlu, tentu saja pembiayaan pernikahan merupakan opsi yang tidak perlu diambil. Sebaliknya, apabila pesta pernikahan tersebut akan digelar dengan skala yang relatif besar maka opsi tersebut perlu diambil.

Dari tiga hal tersebut, komunikasi yang baik oleh pasangan sangat dibutuhkan sebelum mengambil keputusan. Selain komunikasi dengan pasangan, komunikasi dengan orangtua kedua belah pihak juga perlu dilakukan karena pesta pernikahan biasanya melibatkan keluarga besar.