Utang Jangka Pendek dan Jangka Panjang, Ini Hal yang Perlu Dipahami

Date:

Isu soal utang ini memang sedap untuk dibahas. Di warung-warung kopi barangkali kita biasa bergosip mengenai utang pemerintah yang terus menanjak angkanya. Dari rezim ke rezim, urusan utang ini sensitif dan panas untuk didiskusikan. 

Tapi nggak cuma utang negara aja yang menarik untuk dijadikan bahan obrolan. Terkadang kita juga menceritakan utang pribadi yang nilainya ikut bengkak seiring dengan kebutuhan rumah tangga yang tak sepadan dengan pemasukan. 

Atau kamu membaca berita soal PT Garuda Indonesia? Maskapai penerbangan dengan kode emiten GIAA ini tercatat merugi US$2,5 miliar pada 2020 lalu. Sementara utang jangka pendeknya tembus US$3,8 muliar. Angka yang besar bukan?

Usut punya usut, ternyata utang terbagi ke dalam dua jenis, dilihat dari waktu pelunasannya. Utang terbagi menjadi utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Seperti apa keduanya? Yuk kita bahas satu per satu. 

 

1. Utang adalah hal yang lumrah

Sebenarnya utang itu lumrah loh, baik untuk sebuah negara, perusahaan, atau bahkan individu seperti kita. Tidak semua utang diambil karena kondisi yang bermasalah. Dalam bisnis, utang bisa menjadi opsi untuk perputaran keuangan. Selama nilai aset masih jauh di atas nilai utang, kondisi keuangan perusahaan masih aman lah. 

Tapi yang perlu dipahami adalah utang ini wajib dilunasi. Jadi kalau kamu sudah memutuskan untuk menarik utang, maka bersamaan dengan itu melekat kewajiban untuk melunasinya. Nah, jangka waktu pelunasan ini bisa dalam waktu pendek atau panjang. 

 

2. Utang jangka pendek

Utang jangka pendek ini memiliki periode pelunasan yang pendek, biasanya jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Jenis utang ini bisa jadi yang paling lumrah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. 

Kalau dalam akuntansi, utang jangka pendek dan pelunasannya pasti tercatat di setiap periode laporan keuangan. Biasanya sih utang jangka pendek dilakukan demi keperluan jual-beli perusahaan. Misalnya, beli bahan baku atau barang jadi yang akan dijual lagi. Utang jangka pendek diambil perusahaan untuk mempercepat perputaran keuangan, sehingga saat pembayaran tiba, produk sudah terjual. 

Jadi kalau barang sudah laku terjual, maka secara tidak langsung yang melunasi utang adalah pelanggan (diambil dari profit), bukan perusahaan sendiri. Dengan begini, maka utang tidak akan mengurangi modal atau keuntungan perusahaan pada laporan keuangan. 

 

Beberapa contoh utang jangka pendek:

  • Utang dagang atau jasa, seperti pembelian perlengkapan kantor atau jasa cleaning service untuk perusahaan.
  • Dividen, dilakukan oleh perusahaan terbuka yang tercatat di bursa. Dividen ini dibagi setiap periode akuntansi dan masuk dalam laporan keuangan.
  • Utang biaya, sebagai pengeluaran rutin bulanan seperti tarif listrik, air, telepon, dan internet.
  • Pendapatan diterima di muka. Utang jenis ini terjadi saat perusahaan sudah membayar sejumlah uang untuk membeli produk tertentu, tapi produk itu belum diserahkan. Dengan begini, perusahaan tercatat memiliki utang karena ada kewajiban yang belum diselesaikan. 

 

3. Utang jangka panjang

Berkebalikan dengan utang jangka pendek, maka utang jangka panjang ini memiliki periode jatuh tempo yang relatif lama. Biasanya, lebih dari satu periode akuntansi alias satu tahun. Atau sering kali lebih lama dari itu. 

Dalam melunasi utang jangka panjang, perusahaan akan memanfaatkan aktiva lancar atau dengan menghitung pendapatan di luar utang jangka pendek. Dana yang dipinjam bisa lebih besar, tapi waktu pelunasan memang lebih lama. 

Dengan pinjaman jangka panjang ini, maka perusahaan bisa lebih berkembang. Aktiva lancar pun cenderung bersifat permanen, jadi tidak akan hilang dan bisa jadi back up untuk perusahaan. 

 

Beberapa contoh utang jangka panjang:

  • Utang hipotek, dananya sesuai dengan perjanjian awal. Sebagai jaminan akan menggunakan harta tetap dari si pengaju utang. Jika utang tak bisa dilunasi, maka akan ada penyitaan terhadap barang menjadi jaminan dalam perjanjian sebelumnya. Utang jenis ini tentu ada hitam di atas putih sebagai landasan hukumnya.
  • Utang obligasi. Utang jenis ini terbit karena ada dana yang turun melalui obligasi alias surat utang.