Tips Kelola Keuangan di Bulan Ramadhan

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Bulan puasa akan segera tiba. Rencananya, Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat pada Kamis, 23 April 2020 untuk menentukan hari pertama puasa.

Suasana bulan Ramadhan kali ini akan terasa berbeda karena dunia sedang dilanda wabah virus corona. Aktivitas yang melibatkan banyak orang seperti sholat Tarawih berjamaah di masjid dianjurkan oleh pemerintah untuk ditiadakan.

Selain itu, acara buka bersama (bukber) secara beramai-ramai yang biasa diselenggarakan di bulan Ramadhan di ruang publik juga kemungkinan sulit dilakukan terutama di kota-kota besar.

Masyarakat didorong untuk lebih banyak beraktivitas di dalam rumah pada saat ini. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti sahur atau berbuka puasa.

Di bulan puasa, tidak ada salahnya kita memiliki perencanaan yang terkait dengan keputusan keuangan. Berikut ini sejumlah tips keuangan dari Big Alpha di kala bulan Ramadhan:

1. Tentukan Anggaran Belanja

Bagi Muslim yang menjalankan ibadah puasa, kegiatan yang dilakukan adalah berbuka puasa dan sahur. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk membuat perencanaan anggaran belanja selama sebulan penuh.

Perencanaan itu bisa disusun terlebih dulu untuk pekan pertama, kedua, ketiga lalu keempat. Di pekan pertama, misalnya, kita bisa merencanakan untuk mengkonsumsi beberapa jenis masakan yang bisa dimasak sendiri atau dibeli dari pihak lain.

Setelah itu, kita bisa membuat daftar belanja bahan-bahan masakan tersebut beserta anggaran yang dibutuhkan. Hal yang sama bisa dilakukan untuk pekan kedua, ketiga dan keempat. Jangan lupa menetapkan batas untuk kebutuhan tidak terduga.

Selain perencanaan anggaran untuk konsumsi makanan, kita juga bisa membuat perencanaan anggaran untuk pengeluaran lainnya seperti pulsa, air, listrik, perlengkapan mandi, cicilan sepeda motor, mobil dan sebagainya.

2. Rancang Anggaran Sedekah dan Zakat

Selain merencanakan anggaran untuk konsumsi rumah tangga, kita juga perlu memikirkan anggaran untuk bersedekah dan membayar zakat. Sebenarnya tidak ada batas jumlah bagi Muslim untuk bersedekah. Namun, kita bisa menetapkan seberapa besar porsi dari penghasilan kita untuk bersedekah yang akan diserahkan kepada pihak yang membutuhkan.

Selain bersedekah, hal lain yang perlu dipersiapkan adalah berzakat. Umat Muslim yang mampu diwajibkan membayar zakat fitrah menjelang Idul Fitri dengan besaran sekitar 2,5 kilogram atau 3,5 liter makanan pokok dari daerah bersangkutan seperti beras.

3. Menetapkan Anggaran Lebaran

Selain anggaran untuk konsumsi dan membayar kewajiban di bulan puasa, kita juga bisa memikirkan anggaran yang biasanya dikeluarkan pada saat hari raya Idul Fitri. Misalnya, anggaran "THR" untuk sanak saudara.

Berbagi "THR" itu merupakan salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh sanak saudara terutama bagi penerima yang belum bekerja. Namun, berbagi THR itu tidak wajib dilakukan dan biasanya disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.

Apabila kita adalah perantau, tentu saja THR itu tidak bisa diberikan secara langsung karena pemerintah melarang mudik. Kendati demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perantau untuk mengirim uang ke daerah.

4. Jangan Lupa Menabung dan Berinvestasi

Selain anggaran untuk konsumsi, kita juga perlu memikirkan seberapa besar anggaran untuk ditabung dan juga diinvestasikan. Seperti yang sudah sering dibahas, kita bisa menyisihkan (bukan menyisakan) sebagian penghasilan kita untuk menabung.

Selain menabung, kita juga bisa menyisihkan sebagian penghasilan untuk diinvestasikan di instrumen investasi yang kita miliki, baik reksadana, saham, emas dan sebagainya. Investasi juga bisa dilakukan dengan cara mencicil sedikit demi sedikit setiap bulannya.

Dari berbagai perencanaan itu, kita bisa membuat estimasi seberapa besar uang yang dikeluarkan, ditabung dan diinvestasikan di bulan Ramadhan. Tentu saja, perencanaan ini dibuat sesuai dengan kemampuan masing-masing.

 

Ingin mengenal lebih dalam mengenai prinsip keuangan syariah? Apa saja yang diperbolehkan dalam investasi berbasis syariah? Yuk, ikut ke webinar Savvy Series Big Alpha untuk mengawali langkah berinvestasi syariah.