Tak Semua Saham IPO Terbang Terus, Termasuk Saham Ini

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Saham IPO tidak selalu menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda. Ada saham yang melesat selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan setelah IPO, tapi ada pula yang terbang sehari lalu keok berhari-hari.

Saham UNIQ (Ulima Nitra) adalah saham yang masuk kategori kedua. Perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor batubara ini IPO pada 8 Maret 2021. 

UNIQ adalah emiten ke-8 yang melakukan IPO sepanjang 2021 atau menjadi penghuni ke-721 di BEI. Perusahaan yang berbasis di Sumatera Selatan ini melepas 300 juta lembar saham atau sekitar 9,56% dari modal disetor dan ditempatkan.

Dana yang digalang oleh UNIQ sebesar Rp34 miliar atau relatif kecil untuk ukuran BEI. Proses penawaran saham IPO juga dilakukan secara online dimana proses ini merupakan sesuatu yang relatif baru di BEI.

Dijual di pasar perdana dengan harga Rp118 per lembar, harga saham ini langsung meroket di hari pertama perdagangannya. Harganya naik 35% menjadi Rp159 per lembar atau menyentuh batas atas ARA (auto reject atas).

Tidak sedikit saham yang baru IPO kemudian ARA lagi di hari berikutnya. Namun, UNIQ tidak bernasib demikian. Harga sahamnya turun di hari-hari berikutnya, bahkan mengalami ARB (auto reject bawah) beruntun. Harganya per 23 Maret 2021 sebesar Rp105--- di bawah harga IPO.

Tentu saja, penurunan harga UNIQ ini menjadi kerugian yang belum direalisasikan oleh pelaku pasar yang membeli saham ini di hari pertama dan masih memegangnya hingga kini. Kenaikan di hari-hari berikutnya setelah listing perdana, seperti yang dialami oleh banyak saham lainnya, belum dialami oleh saham UNIQ ini.

Apa yang harus dilakukan pelaku pasar jika masih memegang saham UNIQ ini? Jika masih yakin dengan prospek perusahaan ini di masa depan, tidak ada salahnya melakukan pembelian di harga bawah.

Strategi yang biasa dikenal dengan averaging down ini tentu saja membutuhkan pertimbangan berupa analisa untuk mendapatkan kesimpulan bahwa saham tersebut memiliki harga yang lebih murah daripada harga wajarnya.

Sebaliknya, apabila analisa mengindikasikan kondisi dan proyeksi yang kurang baik di masa depan, investor dapat mempertimbangkan untuk menjual saham tersebut dengan harga lebih rendah daripada harga beli (cut loss).

Bagi sebagian investor, keputusan cut loss terkadang diperlukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Cut loss adalah salah satu sikap mengakui dan menerima kesalahan dalam berinvestasi.

Bagaimana dengan nasib saham-saham IPO lainnya? Simak ulasan kami mengenai fenomena "mafia IPO" dalam artikel ini: Jejak "Mafia" IPO dan Efektivitas IPO Online.
 

Tags: