Scalper Saham, Apa Itu?

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Dalam berbagai forum diskusi saham sering muncul istilah scalper dan scalping. Apa maksudnya?

Pada dasarnya, scalping adalah salah satu strategi jual beli saham dengan cara membeli lalu menjual saham dalam waktu yang sangat pendek (bisa hitungan menit atau jam dalam satu hari yang sama). 

Pelaku strategi trading seperti itu disebut sebagai scalper. Dengan kata lain, scalping adalah salah satu gaya trading selain gaya yang lain (swing trading atau day trading) dan scalper adalah salah satu jenis trader selain jenis lainnya (swing trader atau day trader).

Apa yang diincar oleh scalper ini? Tentu saja, sama seperti pelaku pasar saham lainnya, scalper mengincar cuan atau keuntungan dari jual beli saham. Bedanya, kendati tidak selalu seperti ini, scalper biasanya menetapkan target persentase keuntungan tertentu dari suatu saham.

Misalnya, seorang scalper menetapkan target persentase keuntungan 2% dari setiap saham yang dibeli pada hari tersebut. Jumlah saham yang dibeli bisa hanya satu atau lebih dari satu di setiap harinya. 

Apabila target 2% (atau lebih) tersebut tercapai dari satu saham yang dibeli pada hari tersebut maka scalper tersebut telah mengantongi keuntungan setelah menjualnya. Bisa saja seorang scalper membeli lagi saham yang sama untuk mengharapkan keuntungan tambahan atau membeli saham yang berbeda.

Oleh karena itu, sebagian scalper memiliki rencana jual beli saham (trading plan) setiap harinya. Trading plan itu meliputi saham yang diincar, target harga minimal yang ingin dicapai supaya cuan hingga exit plan atau target harga dimana scalper perlu melakukan cut loss. Dari trading plan itu, scalper bisa memproyeksikan berapa keuntungan minimal yang ingin diraihnya atau antisipasi kerugian setiap harinya.

Mengapa scalper menetapkan target cut loss tersebut? Karena harga saham tidak selalu naik sesuai prediksi namun juga bisa turun. Target menjual saham saat rugi tersebut biasanya dilakukan sebagai bagian dari antisipasi mencegah kerugian yang lebih besar.

Dalam menjalankan aksinya, scalper biasanya menggunakan analisis teknikal untuk memilih saham atau memproyeksikan pergerakan harga, kendati ada pula yang melakukan transaksi berdasarkan informasi dari berbagai pihak (teman, forum saham, perusahaan sekuritas dan sebagainya).

Fenomena scalping ini terjadi di berbagai bursa dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, scalper biasanya sudah bersiaga sejak sebelum perdagangan saham dibuka pukul 09.00 WIB dan bersiap melakukan jual beli. Bagi sebagian scalper, detik demi detik begitu berharga. Sedari pagi, mata tertuju kepada layar trading memantau pergerakan harga-harga yang memancarkan warna hijau atau merah.

Sebagian scalper melakukan aktivitas jual beli saham sebagai mata pencaharian (trading for living). Kedisplinan, konsistensi dan kemampuan analisa adalah sedikitnya tiga kata kunci yang menentukan kesuksesan dari scalping.

Sebagai contoh, ada scalper yang mempersiapkan trading plan satu hari sebelum perdagangan setiap harinya. Setelah pasar tutup pada sore hari, scalper tersebut mengevaluasi keuntungan (atau kerugian) yang dialami pada hari tersebut. Pada malam harinya, scalper tersebut mempersiapkan trading plan lagi dan begitu seterusnya.

Karena metodenya yang harus memantau pergerakan harga setiap saat, scalping tidak cocok bagi setiap pelaku pasar saham, terutama bagi pekerja yang tidak memiliki waktu untuk memantau terus-terusan pergerakan harga. Metode lain yang dapat dipertimbangkan adalah swing trading hingga value investing.