Rugi Investasi Saham: Apa yang Harus Dilakukan?

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Ada dua kemungkinan umum hasil investasi saham: rugi atau untung.

Rugi berarti saham dijual di harga lebih rendah daripada harga beli. Dengan kata lain, investor telah melakukan cut loss dan merealisasikan kerugian.

Efek kerugian bagi perasaaan investor tidak sama alias beragam. Ada yang biasa saja (terutama bila nilainya kecil atau tidak signifikan), ada pula yang sedih bahkan depresi (terutama bila nilainya besar atau signifikan).

Setelah kerugian tersebut, ada investor yang kapok, kecewa, trauma dengan aktivitas bernama investasi saham. Ada pula kasus bunuh diri karena rugi dalam investasi saham. Ada pula yang tetap berinvestasi kendati telah rugi.

Bagaimana sebaiknya mensikapi kerugian akibat investasi saham? Apa yang harus dilakukan? Berikut ini beberapa sikap yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan:

1. Menerima Kenyataan

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah menerima kenyataan. Menerima kenyataan adalah konsep yang sering dibahas dalam ilmu kejiwaan untuk mengurangi perasaan menderita yang dialami seorang individu.

Bagi sebagian individu, tahap ini tidak selalu mudah dilalui setelah mengalami kenyataan yang tidak diharapkan atau diinginkan. Dalam konteks investasi saham, investor perlu melalui tahap ini supaya dapat move on dan memikirkan rencana selanjutnya.

Sebelum menerima kenyataan, tidak jarang seorang individu menyalahkan dirinya sendiri dengan serangkaian pertanyaan: "Kenapa dulu beli saham X ini sih?", "Kenapa terlalu cepat dijual padahal setelah itu naik?", "Kenapa tidak beli saham Z?", "Kenapa menempatkan uang terlalu banyak di saham Y?" dan seterusnya.

Sebagai bagian dari menerima kenyataan tersebut, memaafkan diri sendiri atas kesalahan keputusan investasi yang pernah dibuat adalah hal penting yang perlu dilakukan. Memaafkan diri sendiri dapat berarti mengakui kesalahan yang pernah dibuat dan berusaha belajar dari kesalahan tersebut.

2. Evaluasi

Setelah menerima kenyataan, hal berikutnya yang dapat dilakukan investor adalah melakukan evaluasi. Evaluasi dapat diterapkan dengan cara memeriksa aneka asumsi yang dipakai dalam pengambilan keputusan investasi yang merugikan.

Misalnya, seorang investor membeli saham X di harga Rp200. Bukannya naik harganya, saham tersebut justru terkapar di level Rp100 selama bertahun-tahun kemudian. Investor itu dapat memeriksa asumsi pada saat membeli saham tersebut, misalnya, proyeksi kinerja emiten di masa mendatang. 

Apa yang salah dari proyeksi kinerja tersebut? Apakah proyeksi itu terlalu optimistis tapi tidak realistis? Asumsi apa yang dipakai ketika memproyeksikan kinerja tersebut? Kesalahan yang disadari dapat dijadikan pelajaran supaya tidak terulang lagi di masa mendatang.

Contoh lain, seorang investor membeli saham di harga Rp300 lalu menjual rugi di harga Rp200 enam bulan kemudian. Beberapa bulan setelah itu, saham tersebut naik hingga Rp400. Apa yang dapat dievaluasi dari tindakan ini? Jawabannya: kesabaran.

3. Mengubah Metode dan Strategi

Setelah evaluasi, investor dapat mempertimbangkan untuk mengubah strategi investasinya supaya dapat mengurangi potensi kerugian dan berbalik membukukan keuntungan. Barangkali, kerugian disebabkan kesalahan strategi atau metode investasi.

Sebagai contoh, saat mengalami kerugian, investor tersebut ternyata membeli saham lapis ketiga yang tidak memiliki fundamental yang baik pada saat yang tidak tepat. Sebagai gantinya, investor tersebut dapat mempertimbangkan saham lapis kedua atau bluechips untuk investasi, tentu saja disertai analisa yang memadai.

Apabila sebelumnya membeli saham lapis ketiga hanya karena ikut-ikutan apa kata teman, investor tersebut kemudian dapat menerapkan strategi berbeda dengan membeli saham lapis kedua disertai analisa dengan mempertimbangkan banyak aspek.

Timing atau waktu pembelian saham juga dapat dipertimbangkan sebagaimana saran investor kawakan Indonesia, Lo Kheng Hong: invest in bad times, sell in good times. Salah satu contoh bad times adalah ketika harga komoditas seperti batubara sedang anjlok. Momentum ini dapat digunakan untuk mengkoleksi saham sektor terkait.