Perusahaan Tambang Emas Milik Peter Sondakh Segera IPO Setelah Tertunda 6 Tahun!

Date:

[Waktu baca: 3 menit]

Archi Indonesia, perusahaan tambang emas milik konglomerat Peter Sondakh, berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada Juni 2021.

Rencana IPO ini merupakan kelanjutan rencana yang pernah dirilis pada 2014. Pada saat itu, Archi Indonesia bahkan sudah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) untuk IPO serta menerbitkan prospektus. IPO itu menargetkan dana segar lebih dari Rp3 triliun.

Namun, rencana itu ditunda karena berbagai faktor seperti volatilitas harga komoditas hingga kondisi ekonomi makro. Dalam rencana itu, Archi Indonesia berencana melepas 40,41 persen saham biasa dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Archi Indonesia dikuasai oleh Rajawali Corpora, grup bisnis yang dikendalikan oleh Peter Sondakh, orang terkaya dengan peringkat 18 di Indonesia. Archi Indonesia didirikan pada 2010 dan mengklaim dirinya sebagai salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Berdasarkan penjelasan di situs resminya, perusahaan ini mengklaim dapat memproduksi lebihd ari 8 ton emas per tahun dalam tiga tahun terakhir. Perusahaan mengelola tambang emas dan perak di Minahasa Utara dan Bitung di Sulawesi Utara.

Archi Indonesia mengelola bisnisnya melalui tiga anak usaha yaitu PT Meares Soputan Mining (MSM), PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), PT Karya Kreasi Mulia (KKM). MSM mengelola area konsesi seluas 8.969 hektar dari seluruh 744.000 hektar, sedangkan TTN mengelola 30.848 hektar di Sulawesi Utara. Sementara itu, KKM menyediakan jasa pertambangan untuk mendukung MSM dan TTN.

Berdasarkan sejumlah pemberitaan, Archi Indonesia berencana menggelar paparan publik sebagai bagian rencana IPO pada Senin, 31 Mei 2021. Jika rencana ini terealisasi maka IPO Archi Indonesia diperkirakan menjadi salah satu yang terbesar dalam semester I/2021. 

Mengacu kepada data Bursa Efek Indonesia, jumlah perusahaan yang melakukan IPO mencapai 17 perusahaan sampai akhir Mei 2021. Selama 5 bulan pertama 2021 belum ada perusahaan yang mampu mengantongi dana IPO hingga lebih dari Rp1 triliun. 

Tags: