Laba Perusahaan Rokok Ini Naik 500% Saat Pandemi

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Tidak semua perusahaan consumer turun kinerjanya pada 2020 atau saat pandemi corona menyergap Indonesia. Ada satu perusahaan rokok yang labanya justru tumbuh lebih dari 500 persen pada 2020.

Perusahaan itu adalah Wismilak Inti Makmur (WIIM). Pada 2020, perusahaan mengantongi laba bersih Rp172 miliar atau naik 537 persen dibandingkan dengan Rp27 miliar pada 2019.

Peningkatan laba itu setelah perusahaan berhasil mengerek pendapatan dari Rp1,39 triliun pada 2019 menjadi Rp1,9 triliun pada 2020. Kenapa kinerja WIIM melesat? Salah satu penyebabnya adalah Wismilak menjual rokok dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produsen lain seperti Sampoerna atau Djarum.

Seperti diketahui, pada 2020, pemerintah menaikkan tarif Cukai Harga Tembakau (CHT) 23% dan harga jual eceran 35%. Kenaikan tarif itu memaksa produsen rokok, termasuk produsen rokok besar seperti HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM), menaikkan harga rokok.

Akibatnya, terjadi peralihan konsumen dari rokok "mahal" ke rokok "murah" yang diproduksi Wismilak. Sebagai perbandingan harga satu bungkus (isi 16 batang) rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang dijual Sampoerna Mild (HMSP) seharga Rp23.000-Rp25.000  dan Diplomat Mild (WIIM): Rp14.000-Rp16.000. Dalam situasi itu, permintaan terhadap rokok "mahal" menurun dan sebaliknya. permintaan terhadap rokok "murah" meningkat.

Di samping itu, faktor lain yang mempengaruhi penjualan rokok Wismilak adalah daya beli masyarakat yang turun. Saat daya beli tersebut turun, konsumen tidak sanggup membeli rokok dengan harga yang "maha;". Oleh karena itu, mereka beralih ke rokok yang lebih "murah". Daya beli turun tersebut terjadi karena berbagai penyebab, mulai dari pemutusan hubungan kerja (PHK) sampai pemangkasan gaji.

Di pasaran, Wismilak menjual rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merk Wismilak Special, Galan, Wismilak Slim. Di produk SKM, WIIM menjual Diplomat Evo, Wismilak Diplomat, Diplomat Mild, Menthol. Situasi pandemi justru membawa "berkah" bagi Wismilak. Di pasar saham, harga saham WIIM melesat lebih dari 200 persen sepanjang 2020.

Bagaimana nasib produsen rokok selain WIIM yaitu Sampoerna dan Gudang Garam? Bagaimana efek kebijakan cukai terhadap saham-saham rokok? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini: Prospek Saham Rokok (HMSP, GGRM, WIIM) Setelah Kenaikan Cukai 2021

 

Tags: