Mengenal 4 Jenis Reksa Dana Paling Populer
[Waktu baca: 5 menit]
Pada dasarnya, ada empat jenis reksa dana yang paling populer di Indonesia:
- Reksa dana pasar uang
- Reksa dana pendapatan tetap
- Reksa dana saham
- Reksa dana campuran
Kendati demikian, ada reksa dana lain yang sudah dipasarkan seperti reksa dana terproteksi dan reksa dana dana abadi (endowment). Namun, kedua reksa dana ini kurang populer dibandingkan dengan empat reksa dana di atas.
Jenis reksa dana biasanya ditentukan oleh portofolio investasinya. Maksudnya? Ya, reksa dana sebagai wadah dana investasi menempatkan dana tersebut kepada instrumen investasi tertentu.
Keempat jenis reksa dana ini memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Begitupula risikonya yang relatif berbeda. Risiko reksa dana saham umumnya lebih tinggi sedangkan risiko reksa dana pasar uang lebih rendah.
Tingkat risiko itu berbanding lurus dengan potensi keuntungan yang melekat di reksa dana tersebut. Ingat, risiko dan keuntungan adalah dua sisi dari satu koin yang sama.
Berikut ini lebih jelasnya empat jenis reksa dana tersebut:
1. Reksa Dana Saham
Sesuai namanya, reksa dana ini lebih banyak menempatkan dana kelolaannya di instrumen investasi berisiko tinggi: saham.
Kinerja reksa dana saham sangat bergantung kepada kinerja saham yang dipilih oleh manajer investasi. Secara umum, kinerja reksa dana saham dianggap bagus apabila mampu lebih unggul daripada kinerja IHSG.
Apabila saham yang terdapat suatu reksa dana dipilih mirip dengan saham yang memberikan bobot besar terhadap IHSG maka kinerja reksa dana saham berpotensi "segendang-seirama" dengan IHSG.
Maksudnya, saat IHSG naik maka harga unit reksa dana itu juga naik, begitupula sebaliknya. Kondisi itu dapat dilihat, misalnya, saat IHSG anjlok pada Maret 2020 dimana kinerja reksa dana saham juga "merah".
Kendati demikian, tidak selalu kinerja reksa dana saham senada dengan kinerja IHSG karena perbedaan alokasi sahamnya. Kinerja saham sendiri ditentukan oleh sejumlah faktor, salah satunya aspek fundamental perusahaan.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap bukan berarti reksa dana ini memberikan tetap terus menerus kepada investornya. Reksa dana ini dinamakan pendapatan tetap karena instrumen investasi yang dipilihnya adalah surat berharga seperti obligasi dan sukuk.
Seperti diketahui, sukuk dan obligasi adalah instrumen investasi yang memberikan keuntungan tetap (fixed income) bernama kupon secara berkala dalam kurun waktu tertentu. Sebagian besar portofolio dalam reksa dana pendapatan tetap berisi obligasi atau sukuk.
Obligasi atau sukuk tersebut diterbitkan oleh penerbit yaitu pemerintah atau korporasi. Kinerja obligasi ini ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya perubahan tingkat suku bunga acuan. Hubungan antara suku bunga dan harga dapat diibaratkan seperti papan jungkat jungkit. Pada saat suku bunga naik, harga obligasi turun. Begitu pula sebaliknya.
3. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang berisi instrumen deposito, Sertifikat Bank Indonesia hingga obligasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Intinya, 100% dana ditempatkan di pasar uang.
Kinerja reksa dana pasar uang ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya perubahan suku bunga acuan. Pada saat suku bunga acuan turun, potensi keuntungan reksa dana pasar uang juga memiliki kemungkinan untuk turun mengingat salah satu portofolionya adalah deposito.
Berdasarkan pengalaman sejumlah produk, kinerja reksa dana pasar uang mengungguli kinerja deposito karena berbagai sebab seperti yang diulas di artikel ini: BI 7-DRR Turun: Saatnya Deposito Beralih ke Reksadana?
4. Reksa Dana Campuran
Sesuai namanya, reksa dana campuran berisi campuran berbagai instrumen investasi seperti pasar uang, saham dan surat berharga dengan porsi yang beragam sesuai kebijakan manajer investasinya.
Investor dapat melihat alokasi atau porsi investasi ke aneka instrumen tersebut dalam fund fact sheet (laporan) yang dirilis secara berkala oleh manajer investasi. Porsi itu dapat berubah-ubah menyesuaikan kondisi pasar terkini.
Date: