Menanti Dividen Bank Central Asia (BBCA) 2021

Date:

[Waktu baca: 3 menit]

Salah satu emiten yang masuk ke dalam Indeks High Dividend20 atau emiten yang membagikan dividen dengan dividend yield yang relatif tinggi, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 29 Maret 2021.

Salah satu mata acara RUPS Tahunan tersebut adalah penggunaan laba bersih perusahaan untuk dividen tunai, selain disisihkan untuk dana cadangan dan laba ditahan bagi laba yang belum ditentukan penggunaannya.

Dividen adalah salah satu keuntungan yang diincar oleh investor dari kepemilikan suatu saham, selain keuntungan modal (capital gain) dari selisih harga jual dan beli. BBCA merupakan emiten yang konsisten membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.

Pada saat ini, pemegang saham mayoritas BBCA adalah PT Dwimuria Investama ---perusahaan yang dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono yang menguasai grup usaha rokok Djarum--- dengan porsi 54,94% dan sisanya dengan porsi 45,06% dimiliki oleh masyarakat. Jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat sebanyak 11,1 miliar lembar.

Berikut ini tren dividen BBCA:

*Tahun merupakan tahun pembagian dividen

Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai dividen yang dibagikan BBCA relatif meningkat dari waktu ke waktu, baik dalam aspek dividend payout ratio (DPR), dividen per saham dan total nilai dividen secara keseluruhan.

BBCA memiliki kebiasaan untuk membagikan dividen dua kali dalam satu tahun. Dividen pertama yaitu dividen tunai yang dibagikan seusai RUPS Tahunan. Dividen kedua yaitu dividen interim yang dibagikan pada akhir tahun.

BBCA merupakan emiten berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia yang laba bersihnya tumbuh secara konsisten dalam periode 2009-2019 dengan CAGR lebih dari 15%. Tidak banyak perusahaan yang bisa membukukan pertumbuhan laba secara konsisten seperti itu.

Kendati demikian, laba BBCA tersebut tidak tumbuh pada 2020 karena penurunan sebesar 5% dibandingkan dengan 2019 karena terdampak pandemi yang memukul industri jasa keuangan seperti perbankan. Pada 2020, BBCA membukukan laba bersih Rp27,13 triliun atau lebih tinggi daripada kinerja bank-bank BUMN.

Menurut manajemen BCA, laba bersih turun karena adanya biaya pencadangan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset. Pada akhir 2020, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) bruto BCA masih di bawah 2% atau tepatnya 1,8%.

Kendati demikian, seperti sudah diumumkan secara terbuka melalui media massa, bank swasta terbesar di Indonesia berencana membagi dividen yang diambil dari laba bersih tahun 2020. Apakah kamu sudah memiliki saham BCA sehingga berhak untuk mendapatkan dividen dari bank raksasa ini?