Investasi Saham Pakai Utang, Tepatkah?
[Waktu baca: 5 menit]
Apakah investasi saham boleh menggunakan uang pinjaman atau utang? Pertanyaan ini terkadang diajukan oleh calon investor, terutama investor pemula yang memiliki modal terbatas atau belum memiliki modal.
Jika pertanyaannya boleh atau tidak maka tentu saja jawabannya boleh. Tidak ada larangan dalam pasar modal Indonesia dalam berinvestasi menggunakan uang pinjaman dari bank, teman, kerabat atau pihak lain.
Sejumlah perusahaan sekuritas juga menawarkan fasilitas margin trading kepada nasabahnya dalam berinvestasi saham yang memungkinkan pembelian saham dengan nilai yang lebih besar dari modal yang dimiliki nasabah tersebut.
Namun, investasi saham dengan menggunakan pinjaman memiliki sejumlah risiko. Kita dapat belajar dari wejangan investor legendaris dunia, Warren Buffett, mengenai risiko berinvestasi saham dengan menggunakan uang pinjaman. Buffett menjelaskan argumennya dengan mengambil contoh pergerakan saham Berkshire Hathaway, perusahaan yang dipimpinnya, selama 53 tahun.
Pengalaman Berkshire
Pada dasarnya, Buffett menyarankan kepada investor untuk menghindari uang pinjaman untuk membeli saham. Pernyataan itu tersirat dalam surat tahunan kepada pemegang saham Berkshire Hathaway 2017 yang dirilis pada 2018 (lihat halaman 10-11).
Dalam surat tersebut, Buffett mengambil contoh saham Berkshire. Saham itu, menurutnya, memberikan contoh yang sangat jelas bagaimana ketidakjelasan pergerakan harga saham (price randomness) dalam jangka pendek bisa mengaburkan pertumbuhan nilai jangka panjang.
Buffett memaparkan data bahwa saham Berkshire pernah turun sebesar 37%-59% beberapa kali dalam 53 tahun atau lima dekade terakhir. Data itu menjadi argumen yang kuat bagi Buffett menentang penggunaan uang pinjaman untuk membeli saham.
"This table offers the strongest argument I can muster against ever using borrowed money to own stocks. There is simply no telling how far stocks can fall in a short period. Even if your borrowings are small and your positions aren’t immediately threatened by the plunging market, your mind may well become rattled by scary headlines and breathless commentary. And an unsettled mind will not make good decisions."
Masih dalam surat yang sama, Buffett mengatakan saham Berkshire dan juga saham-saham lain akan mengalami penurunan dalam 53 tahun berikutnya di masa mendatang. Namun, tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi kapan itu terjadi. Seolah meminjam perumpamaan lampu lalu lintas, Buffett berkata: "lampu bisa berubah dari hijau ke merah kapan saja tanpa harus kuning dulu"
Intinya, Buffett menyatakan bahwa harga saham bisa turun sewaktu-waktu. Pada saat harga saham turun drastis, pikiran investor bisa menjadi gelisah. Apabila hal itu terjadi, investor tidak dapat membuat keputusan yang baik. Menurut Buffett, harga saham yang anjlok menawarkan peluang yang luar biasa bagi mereka yang tidak tersandera utang.
Risiko
Dari penjelasan Buffett itu, kita diingatkan karakteristik saham sebagai instrumen yang memiliki risiko tinggi. Berbagai kemungkinan, termasuk penurunan harga yang tajam, dapat dialami oleh saham.
Di Indonesia, penurunan drastis pasar saham pada 1998, 2008 dan 2020 dapat menjadi pengingat mengenai randomness price yang dijelaskan oleh Buffett tersebut. Selain itu, fluktuasi dan volatilitas dalam jangka pendek dan jangka menengah menunjukkan saham sebagai instrumen yang tidak selalu bisa diprediksi.
Di sisi yang lain, uang pinjaman (terutama dari lembaga keuangan seperti bank) memiliki konsekuensi atau kewajiban berupa bunga dan biaya yang pasti dan dapat diprediksi. Dalam bahasa lebih sederhana, potensi keuntungan dari investasi saham tidak pasti sedangkan pembayaran bunga merupakan kepastian.
Hal itu tentu saja menambah risiko dalam investasi saham. Selain risiko kerugian (capital loss), investor juga menghadapi risiko kesulitan melunasi pinjaman di saat saham yang dibeli menggunakan pinjaman tersebut mengalami capital loss.
Oleh karena itu, investasi saham sebaiknya dilakukan dengan menggunakan uang dingin atau uang yang memang disiapkan khusus untuk investasi, bukan utang, dana darurat, dana asuransi apalagi uang kebutuhan sehari-hari dan sebagainya.
Ingat, saham bukan hanya menawarkan potensi keuntungan yang besar namun juga memiliki risiko yang tidak kalah besar. Keuntungan dan risiko adalah dua sisi dari satu koin yang sama.
Date: