Apa Itu Saham: Arti, Keuntungan, Cara Investasi, Risiko

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Apa itu saham dan bagaimana cara investasinya? Kendati menjadi instrumen investasi yang semakin populer pada 2021 ini, saham masih belum dikenal baik oleh masyarakat. Apa itu saham? Bagaimana cara investasi saham? Apa risiko saham? Yuk, kita ulas!

Pada dasarnya, saham adalah bukti kepemilikan suatu pihak atas suatu perusahaan. Pemilik saham tersebut disebut sebagai pemegang saham atau investor. Saham itu bisa diperjualbelikan di pasar saham. Dari jual beli itu, investor bisa rugi atau untung. Perusahaan apa yang bisa dibeli sahamnya?

Pada umumnya, perusahaan terbagi menjadi dua jenis yaitu perusahaan terbuka dan perusahaan tertutup. Perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sahamnya dapat diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini harus "terbuka" kepada masyarakat dalam hal kondisi keuangan, kebijakan perusahaan dan sebagainya.

Kalau berminat investasi saham, kamu bisa membeli saham perusahaan terbuka yang sahamnya diperjualbelikan di BEI tersebut. Sampai awal 2021 ini, ada lebih dari 700 saham yang bisa kamu pilih. Perusahaan itu bergerak di berbagai sektor, mulai dari pertambangan hingga keuangan.

Salah satu ciri perusahaan terbuka adalah adanya identitas tiga huruf di belakang nama perusahaan yaitu "Tbk." yang merupakan singkatan dari terbuka. "Tbk" menjadi penanda bahwa suatu perusahaan adalah perusahaan terbuka atau emiten.

Sementara itu, perusahaan tertutup adalah perusahaan yang sahamnya tidak diperjualbelikan di BEI. Perusahaan tertutup biasanya tidak memiliki penanda "Tbk." di belakang nama perusahaan. Pada saat ini, jumlah perusahaan tertutup jauh lebih banyak daripada perusahaan terbuka di Indonesia.

Jika memiliki saham sebuah perusahaan terbuka, keuntungan apa yang akan kita dapatkan? Risiko apa saja yang dihadapi? Simak ulasannya di bawah ini.

Baca juga: Prospek Neo Bank dan Rontoknya Saham Calon Bank Digital

Keuntungan Saham

Pada dasarnya, pemegang saham akan mendapatkan dua keuntungan mendasar dari kepemilikan saham. Pertama, keuntungan dari kenaikan harga saham. Keuntungan itu biasa disebut sebagai capital gain.

Capital gain dapat diperoleh pemegang saham jika menjual saham di harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. Contoh simpelnya, kamu membeli saham ABCD di harga Rp1.500 per lembar lalu menjualnya di harga Rp2.000 per lembar maka kamu akan mendapatkan keuntungan Rp500 per lembar.

Keuntungan kedua adalah dividen. Dividen adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen biasanya dibagi satu kali dalam setahun setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Namun ada pula perusahaan yang membagi dividen dua kali dalam setahun. Dalam berinvestasi saham, seseorang bisa mendapatkan capital gain dan dividen sekaligus.

Tentu saja, besaran keuntungan yang diperoleh dari capital gain dan dividen itu juga ditentukan dari berapa banyak lembar saham yang dimiliki. Keuntungan yang diperoleh pemilik 100 lembar saham dan 1 juta lembar saham akan berbeda. Minimal pembelian saham adalah 1 lot atau 100 lembar saham.

Risiko Saham

Perlu diingat, investasi saham bukan hanya menawarkan keuntungan yang menggiurkan, tapi juga memiliki risiko yang melekat alias tidak dapat dipisahkan. Salah satu risiko itu adalah penurunan harga saham. Investor saham perlu memperhatikan secara serius risiko ini.

Selain bisa naik, harga saham juga bisa turun. Misalnya saham tadi yang dibeli di harga Rp1.500, harganya juga bisa turun menjadi Rp1.000 atau bahkan lebih rendah daripada itu. Tentu saja, pemegang saham akan mengalami kerugian yang disebut sebagai capital loss jika menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga beli.

Selain itu, risiko investasi saham lainnya adalah suspensi. Suspensi adalah penghentian perdagangan sebuah saham karena sejumlah faktor. Pada saat sebuah saham disuspensi, investor saham tidak dapat melakukan transaksi saham yang disuspen tersebut.

Suspensi saham tersebut dapat berlaku selama beberapa hari, namun juga bisa berlaku selama beberapa bulan bahkan tahun. Saat sebuah saham disuspensi, bursa akan merilis pengumuman yang ditayangkan di situs resminya.

Suspensi, menurut bursa, dilakukan dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham tertentu.

Baca juga: Waskita Karya (WSKT) dan Harapan Divestasi 2021

Cara Investasi Saham

Bagaimana cara investasi saham? Pada saat ini, pendaftaran investasi saham sangatlah mudah dilakukan bahkan dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah. Kamu hanya perlu menyiapkan sejumlah hal sebagai berikut:

1. Modal

Kamu perlu menyiapkan modal investasi saham. Di sejumlah perusahaan sekuritas (perusahaan yang menjadi perantara jual beli saham), modal minimal investasi saham ditetapkan sebesar Rp100.000. Modal itu harus disetor ke suatu rekening khusus.

Karena modal yang relatif terjangkau tersebut, tidak heran banyak orang yang terpikat untuk investasi saham. Di masa lalu, modal minimal investasi saham mencapai puluhan juta Rupiah.

2. Kartu Identitas dan Buku Tabungan

Kamu perlu menyiapkan sejumlah kartu identitas seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk), Nomor Pokok Wajib Pajak, serta buku tabungan sebagai bagian dari persyaratan mendaftarkan diri sebagai investor saham. 

Analisa Saham

Setelah mendapatkan rekening saham (biasa disebut sebagai Rekening Dana Investasi/RDI), kamu bisa melakukan investasi saham. Namun, sebelum melakukan investasi tersebut, ada banyak pertanyaan yang muncul di benak.

Beli saham apa ya? Kapan waktu belinya? Berapa lama saham itu harus dipegang? Bagaimana jika harganya turun? Bagaimana prospek saham itu di masa mendatang? Apakah harga saham ini kemalahan atau kemurahan?

Bagi sebagian orang, menjawab berbagai pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Jangan khawatir. Investor yang berpengalaman sekalipun juga masih menghadapi berbagai pertanyaan tersebut ketika hendak berinvestasi. 

Dalam menjawab berbagai pertanyaan itu, investor saham perlu melakukan analisa saham. Pada dasarnya, jenis analisa saham yang dilakukan oleh investor atau trader saham adalah analisa fundamental dan analisa teknikal.

Analisa fundamental adalah suatu metode yang berupaya mengetahui harga intrinsik dari suatu saham dengan mempertimbangkan berbagai aspek terkait seperti kondisi ekonomi dan kondisi perusahaan. 

Sementara itu, analisa teknikal adalah suatu metode yang berupaya memperkirakan pergerakan harga saham dengan mempertimbangkan data historis, harga dan volume transaksi saham. 

Nah, analisa saham adalah suatu proses pembelajaran yang berkelanjutan. Keberhasilan seorang investor atau trader saham dapat dilihat dari kemampuannya menghasilkan keuntungan secara konsisten dalam jangka panjang. Tidak ada salahnya mulai belajar menganalisa saham pada hari ini!

Berminat berinvestasi saham? Jangan lupa untuk terus belajar ya! Simak berbagai artikel spesial yang mengupas sejumlah saham di BEI dalam tautan berikut: artikel premium. Selamat berinvestasi!


 

Tags: