Ini Daftar Saham Batubara di BEI 2021
[Waktu baca: 5 menit]
Batubara adalah salah satu komoditas tambang unggulan Indonesia. Lokasi tambang batubara di Indonesia tersebar di sejumlah daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya. Batubara yang ditambang di Indonesia dipasarkan untuk pasar dalam negeri dan juga ekspor.
Batubara banyak digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kendati kerap dianggap merusak lingkungan, permintaan batubara dari berbagai negara, termasuk negara maju, masih tinggi pada saat ini.
Besarnya potensi batubara membuat banyak pengusaha tertarik untuk terlibat dalam bisnis batubara. Pada saat ini, sejumlah perusahaan yang menambang dan menjual batubara telah menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Dengan kata lain, masyarakat bisa menjadi pemegang saham perusahaan-perusahaan itu.
Apa saja saham perusahaan batubara dan juga perusahaan jasa pertambangan batubara yang telah menjadi emiten di BEI? Simak daftarnya berikut ini:
1. Bukit Asam (PTBA)
Bukit Asam (PTBA) merupakan perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang penambangan komoditas batubara. Perusahaan ini merupakan transformasi dan perusahaan bentukan kolonial Belanda di masa penjajahan dulu.
Bukit Asam melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2002 dengan kode emiten PTBA. Saat IPO, harga saham PTBA dilepas seharga Rp575 per lembarnya.
Pada 2017 lalu, PTBA melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Langkah stock split ini membuat harga saham PTBA 'dipecah' dari Rp11.200 per lembar menjadi Rp2.240 per lembar saham.
Awal 2017, pemerintah juga membentuk holding BUMN pertambangan yang terdiri dari PTBA, Aneka Tambang (ANTM), Timah (TINS), dan Inalum (persero). Inalum didapuk menjadi induk holding. PTBA kini berstatus sebagai anak usaha BUMN di bawah kendali Inalum.
2. Adaro Energy (ADRO)
Adaro Energy merupakan salah satu pemain sektor tambang batubara terbesar di Indonesia. Wilayah pertambangannya terutama berlokasi di Kalimantan Selatan. Ada nama-nama konglomerat ternama Indonesia di balik kepemilikan perusahaan ini.
Di antaranya adalah keluarga Rachmat, keluarga Thohir, keluarga Subianto, Edwin Soeryadjaya, dan Sandiaga Uno. Total kepemilikan saham mereka di Adaro setara dengan 43,91 persen. Kelima pemegang saham Adaro ini menyatukan kepemilikan saham di bawah naungan PT Adaro Strategic Investments (ASI).
Anak-anak usaha Adaro Energy sendiri menjalankan bisnis di sektor yang cukup luas. Selain tambang batubara, anak usaha Adaro juga bergerak di jasa angkutan kapal, pengerukan, jasa pelabuhan, hingga pembangkit listrik.
3. Indika Energy (INDY)
Indika Energy memiliki empat lini bisnis utama yaitu sumber daya energi, jasa energi, infrastruktur energi dan portofolio terdiversifikasi. Indika Energy memiliki anak usaha bernama Kideco Jaya Agung yang merupakan produsen batubara terbesar ketiga dan salah satu yang berbiaya produksi terendah di Indonesia.
Pada saat ini, Kideco mengoperasikan lima wilayah konsesi dengan menggunakan metode pertambangan terbuka, dengan cadangan batubara potensial dan terbukti diperkirakan mencapai 651 juta ton dan sumber daya batubara diperkirakan mencapai 1.376 juta ton.
Selain Kideco, Indika juga memiliki anak usaha bernama Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) yang bergerak di bidang transportasi air dan jasa logistik terintegrasi.
4. Indo Tambangraya Megah (ITMG)
Indo Tambangraya Megah didirikan pada 1987 dengan fokus bisnis di sektor pertambangan. ITMG pertama kali melantai di bursa pada 2007 lalu. Pemegang saham mayoritas ITMG adalah Banpu Minerals (Singapore) Pte.Ltd sebesar 65,14%.
5. United Tractors (UNTR)
Perusahaan ini memang tidak bergerak di lingkung eksplorasi dan eksploitasi batubara secara langsung. Tapi peranannya di industri pertambangan sangat vital. United Tractors (UNTR) adalah distributor alat berat ternama di Indonesia. UNTR sekaligus menjadi distributor tunggal Komatsu dan Tadano, Bomag, UD Trucks, dan Scania.
UNTR melantai di bursa pertama kali pada 1989 dengan PT Astra International Tbk (ASII) sebagai pemegang saham mayoritas. Salah seorang investor legendaris Indonesia, Lo Kheng Hong, pernah mendapatkan keuntungan besar ketika berinvestasi di saham UNTR.
LKH membeli saham UNTR pertama kali pada 1998 seharga Rp250 per lembar. Ia membelinya sebanyak 6 juta lembar saham saat itu dengan modal total Rp1,5 miliar. Selang 6-8 tahun kemudian, harga saham UNTR bangkit. LKH menjualnya dengan harga Rp15.000 per lembar. Artinya, Lo Kheng Hong mendapat hasil penjualan sampai Rp90 miliar atau untung 5.900 persen!
Selain lima emiten batubara di atas, masih ada nama-nama emiten lain yang juga bergerak di industri batubara nasional. Mereka adalah:
6. AIMS - Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
7. BUMI - Bumi Resources Tbk
8. BESS - Batulicin Nusantara Maritim Tbk
9. BOSS - Borneo Olah Sarana Sukses Tbk
10. BSSR - Baramulti Suksessarana Tbk
11. ARII - Atlas Resources Tbk
12. BYAN - Bayan Resources Tbk
13. CNKO - Exploitasi Energi Indonesia Tbk
14. DEWA - Darma Henwa Tbk
15. DOID - Delta Dunia Makmur Tbk
16. DSSA - Dian Swastika Sentosa Tbk
17. DWGL - Dwi Guna Laksana Tbk
18. GEMS - Golden Energy Mines Tbk
19. GTBO - Garda Tujuh Buana Tbk
20. HRUM - Harum Energy Tbk
21. ITMA - Sumber Energi Andalan Tbk
22. KKGI - Resource Alam Indonesia Tbk
23. MBAP - Mitrabara Adiperdana Tbk
24. MYOH - Samindo Resources Tbk
25. SMMT - Golden Eagle Energy Tbk
26. TOBA - TBS Energi Utama Tbk
Date: