Diary Investasi: April 2019

Date:

Mungkin sebagian besar yang sudah mengikuti kami dalam satu tahun ke belakang, tau kalau kami menerbitkan e-book kuartalan yang berisi 15 emiten pilihan (dulu ada 20 emiten) yang kami jual kepada masyakarat umum.

Lima belas emiten ini kami analisa menggunakan kaidah value investing berdasarkan laporan keuangan terakhir yang mereka terbitkan. Prinsip value investing ini tidak cocok untuk semua orang, karena memiliki keunggulan dan kelemahan yang bisa dibaca di sini.

Dalam analisa tersebut, kami menulis secara gamblang mengenai kinerja emiten-emiten tersebut, mulai dari profitabilitas, likuiditas, solvabilitas atau bahkan kekuatan merk/brand yang mereka miliki.

Tujuannya tentu sederhana, agar kami dapat membantu masyarakat awam yang tidak memiliki waktu atau kemampuan teknikal untuk membedah laporan keuangan. Karena kami percaya kinerja suatu saham dalam jangka panjang, akan berbanding lurus dengan kinerja keuangan perusahaan tersebut, yang tercermin dalam laporan keuangan mereka.

E-book ini bukan hanya untuk dijual saja, tetapi juga menjadi patokan internal kami dalam berinvestasi di Big Alpha. Emiten-emiten dalam portfolio yang kami pegang, pernah atau sedang menjadi ’emiten spesial’ penghuni e-book yang kami terbitkan.

We want to prove it to you that we walk the talk!

E-book ini juga menjadi panduan untuk kami sendiri, oleh karena itu kami meng-update komposisi portfolio yang kami pegang sebagai bentuk transparansi di laman investor relation.

Hal ini dilakukan demi menghindari kesan ‘pom-pom’ setiap kali kami membahas sebuah saham di Twitter atau channel Telegram yang kami miliki.

Dan sedikit update, kami kembali melakukan pembelian (averaging down) untuk saham INDY, sehingga average price untuk saham INDY yang kami miliki sekarang ada di Rp2.016 per lembar saham.

Kami juga sudah melakukan hal yang sama untuk saham HRUM, sehingga harga rata-rata saham HRUM yang ada di portfolio kami sebesar Rp1.636 per lembar saham.

Untuk saham-saham yang lain seperti ADMG dan LPCK belum mengalami perubahan.

Kenapa kami melakukan hal ini? Bukankah saham batubara sedang lesu?

Karena kami percaya bahwa suatu saat harga acuan batubara akan kembali naik, dan kinerja emiten-emiten batubara akan kembali cerah. Untuk kedua saham tersebut (INDY dan HRUM), kami merasa bahwa kinerja keuangannya sudah lebih tinggi dari harga sahamnya.

Sehingga menurut kami, saat ini saham mereka dijual terlalu ‘murah’ di pasar.

Tulisan ini bukan merupakan ajakan untuk membeli/menjual saham-saham tersebut. Dan komposisi portfolio kami bisa berubah setiap saat tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kami di Big Alpha berencana untuk memegang saham-saham ini dalam jangka waktu yang panjang. Dan prinsip investasi yang kami anut, belum tentu cocok untuk investor yang lain.

Tulisan ini dibuat hanya sebatas tanggung jawab kami untuk menjunjung tinggi prinsip transparansi di Big Alpha, sekaligus menjadi catatan investasi kami ke depan.

Sehingga kami (dan anda) bisa memonitor perkembangan investasi yang kami lakukan.

Cheers!