Dampak Corona, Perusahaan Publik Ini Rumahkan dan PHK Karyawannya

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Sejumlah perusahaan yang sahamnya ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan kondisi perusahaannya yang dipengaruhi kemunculan pandemi virus corona.

Dalam keterbukaan informasi di laman resmi BEI, sejumlah perusahaan melampirkan laporan sebagai jawaban atas permintaan penjelasan oleh pihak BEI terkait dampak pandemi corona. Laporan itu bisa diakses oleh publik.

Salah satu penjelasan yang diminta oleh BEI adalah mengenai tenaga kerja yang terdampak pandemi corona, misalnya, jumlah karyawan yang dirumahkan, jumlah karyawan yang di-PHK sampai jumlah karyawan yang dipotong gaji dan sebagainya dalam periode Januari 2020 hingga saat ini.

Berikut ini laporan sejumlah perusahaan publik atau emiten tersebut:

1. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. (RBMS)

Ristia adalah perusahaan pengembang perumahan dan pemilik hotel. Berdasarkan situs resminya, perusahaan ini menyatakan menggarap proyek Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan di Karawang, Jawa Barat. Perusahaan ini juga memiliki hotel Le Meredien di Bali.

Anak usaha perusahaan yang mengelola hotel di Bali, PT Tiara Raya Bali International, menghentikan kegiatan operasionalnya sejak 1 April 2020. Perusahaan ini belum dapat memprediksi kapan hotel akan dibuka kembali serta menanti arahan dari pemerintah.

Dalam laporannya ke BEI, Ristia menyatakan jumlah karyawan perusahaan itu mencapai 208 pada 31 Desember 2019. Pada periode Januari 2020 hingga sekarang, jumlah karyawan yang di-PHK mencapai 35 orang dan jumlah karyawan yang terdampak status lainnya (seperti pemotongan gaji) mencapai 67 orang. 

Emiten bersandi RBMS ini memperkirakan pendapatan dan laba bersih perusahaan turun sebesar 51%-75% untuk periode yang berakhir 30 Maret/31 April 2020 dibandingkan dengan periode yang sama 2019.

2.  PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK)

Nusa Konstruksi Enjiniring adalah perusahaan konstruksi swasta. Dalam laporannya ke BEI, emiten bersandi DGIK itu menyatakan beberapa proyek yang dikerjakan perseroan mengalami penghentian operasi hingga dilakukannya penyesuaian dan protokol penanganan Covid-19.

Di samping itu, untuk proyek yang baru diperoleh oleh perseroan mengalami penundaan pelaksanaan yag seharusnya dilakukan pada bulan April-Mei 2020 ditunda hingga Juni 2020.

Dalam laporannya ke BEI, Nusa Konstruksi Enjiniring menyatakan jumlah karyawan perusahaan itu mencapai 908 pada 31 Desember 2019. Pada periode Januari 2020 hingga sekarang, jumlah karyawan yang di-PHK mencapai 48 orang dan jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 42 orang. 

Manajemen memproyeksikan dampak pandemi ini bagi perusahaan antara lain penundaan pelaksanaan proyek baru dan proyek berjalan yang dapat mempengaruhi kinerja operasi dan keuangan pada 2020.

Manajemen menyatakan tetap berupaya menyusun dan mengambil langkah-langkah bagi kelanjutan perseroan ke dengan memperhatikan dampak jangka panjang akibat pandemi ini.

3. PT Fast Food Indonesia Tbk.

Fast Food Indonesia adalah perusahaan yang mengelola restoran Kentucky Fried Chicken (KFC). Seiring penutupan pusat perbelanjaan di berbagai daerah di Indonesia, KFC juga menutup sebanyak 115 gerainya.

Per 31 Desember 2019, jumlah karyawan perusahaan mencapai 16.962 orang. Pada periode Januari 2020 hingga sekarang, jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 4.988 orang dan jumlah karyawan yang terdampak status lainnya (seperti pemotongan gaji) mencapai 4.847 orang.

Perusahaan memperkirakan penurunan pendapatan dan laba perusahaan sebesar 25%-50% untuk periode yang berakhir 31 Maret 2020/31 April 2020 dibandingkan dengan periode yang sama 2019.

Di tengah kondisi saat ini, KFC hanya melayani layanan take-away, home delivery, drive-thru dan online ordering. Manajemen menyatakan perusahaan menjalankan sejumlah langkah untuk meningkatkan pendapatan semaksimal mungkin dengan menyediakan menu dengan harga terjangkau.

4. PT KMI Wire & Cable Tbk. (KBLI)

KMI Wire & Cable adalah perusahaan yang memproduksi kabel. Pandemi corona berdampak terhadap penghentian sebagian operasional perusahaan dan mengurangi lini produksi.

Pada 31 Desember 2019, jumlah karyawan KMI Wire & Cable mencapai 880 orang. Pada periode Januari 2020 hingga sekarang, emiten bersandi KBLI ini merumahkan 318 karyawannya. Salah satu strategi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya adalah dengan cara menjaga cashflow perusahaan.

5.  PT Hotel Fitra International Tbk. (FITT)

Hotel Fitra International adalah perusahaan yang mengelola hotel di Majalengka, Jawa Barat. Perusahaan menghentikan seluruh kegiatan operasional di entitas anak.

Pada 31 Desember 2019, jumlah karyawan Hotel Fitra mencapai 77 orang. Pada periode Januari 2020 hingga sekarang, emiten bersandi FITT ini merumahkan sebanyak 70 karyawannya.

Dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah pandemi, manajemen perseroan mengambil sejumlah langkah seperti menghemat pemakaian listrik, menonaktifkan lift, mengurangi penggunaan mesin laundry dan sebagainya.

Seluruh karyawan perusahaan mengambil unpaid leave karena Hotel Fitra berhenti beroperasi pada 13 April 2020-Mei 2020. Manajemen menyatakan Hotel Fitra akan dibuka pada Juni 2020 dengan melihat perkembangan kondisi pandemi Covid-19.

 

 

 

Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan.