4 Tips Memilih Perusahaan Asuransi

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

"Sedia payung sebelum hujan" adalah nasihat atau petuah yang sering kita dengar. Pesan dari nasihat ini adalah supaya kita mempersiapkan diri sebelum terjadinya kondisi yang tidak diharapkan atau musibah.

Dalam kehidupan sehari-hari, kondisi yang tidak diharapkan itu dapat terjadi dalam bentuk jatuh sakit, pencurian sepeda motor bencana alam seperti banjir atau longsor yang menimpa rumah, kecelakaan mobil dan sebagainya.

Aneka peristiwa tersebut dapat menimbulkan konsekuensi finansial. Sebagai contoh, saat kita mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, kita harus mengeluarkan uang untuk membayar perbaikan kendaraan tersebut atau membayar biaya rumah sakit untuk perawatan. Itulah risiko yang harus kita hadapi saat menjalani kehidupan ini.

Kabar baiknya, kita bisa mengalihkan risiko tersebut kepada pihak lain. Artinya, kita tidak menanggung risiko itu sendirian. Kita bisa mengalihkan risiko itu kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah uang yang disebut sebagai premi.

Pada saat kondisi yang tidak diharapkan tersebut terjadi, perusahaan asuransi akan membayar klaim atas kerugian yang kita alami sesuai kesepakatan. Klaim adalah kewajiban perusahaan asuransi setelah nasabah membayar premi.

Pada saat ini, tidak sedikit perusahaan asuransi, baik asuransi umum dan asuransi jiwa, yang beroperasi di Indonesia. Dari sekian banyak perusahaan asuransi tersebut, bagaimana cara memilih perusahaan asuransi ini? Berikut tipsnya:

1. Pastikan Terdaftar di OJK 

Dalam menseleksi perusahaan asuransi, kita harus memastikan bahwa perusahaan yang menawarkan jasa perlindungan atau proteksi itu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kita bisa menggunakan mesin pencari di internet untuk memastikan hal tersebut.

OJK adalah badan pemerintah yang dibentuk untuk mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan. Dengan memilih perusahaan yang berada di bawah pengawasan OJK, kita berarti memiliki perusahaan asuransi yang legal. Pada saat terjadi masalah di kemudian hari, kita dapat mengadukan masalah tersebut kepada OJK.

2. Periksa Rekam Jejak

Keberadaan internet sangat membantu para calon nasabah untuk memeriksa rekam jejak perusahaan asuransi. Kita bisa melacak apakah perusahaan tersebut perusahaan asuransi bermasalah atau bukan, mengalami banyak kasus atau tidak hingga cidera janji atau tidak.

Harus diakui, sejumlah perusahaan asuransi jiwa mengalami masalah dalam hal pengelolaan dananya sehingga tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah. Kondisi tersebut tentu saja sangat merugikan para nasabah.

Tidak ada salahnya juga memeriksa rekam jejak sebuah perusahaan asuransi di media sosial seperti Twitter. Tidak jarang para pemegang polis yang kecewa mengungkapkan masalahnya dengan perusahaan asuransi melalui media sosial.

3. RBC Tinggi

Kita perlu memilih perusahaan asuransi yang sehat untuk menjamin aneka risiko yang kita alihkan. Salah satu cara untuk memeriksa tingkat kesehatan perusahaan asuransi adalah dengan memperhatikan Risk Based Capital (RBC). RBC ini dinyatakan dengan persentase.

Syarat minimal RBC atau rasio solvabilitas di perusahaan asuransi adalah sebesar 120%. Apabila RBC sebuah perusahaan di bawah 120% maka perusahaan asuransi dikhawatirkan tidak memiliki kesehatan yang baik. Di sisi lain, semakin tinggi RBC maka semakin baik.

Perusahaan asuransi yang baik akan mempublikasikan tingkat RBC di situs atau laporan keuangan yang dipublikasikan secara terbuka di situs masing-masing. Perlu diketahui, regulator mewajibkan perusahaan asuransi mempublikasikan laporan keuangan di situs mereka.

4. Jaringan Luas

Perusahaan asuransi yang bagus biasanya memiliki jaringan yang luas, baik dalam hal operasional (kantor cabang) atau kemitraan dengan berbagai rekanan. Selain sebagai tempat mendaftar kepesertaan, kantor cabang biasanya menjadi tempat bagi nasabah "mengadu" apabila terjadi masalah dengan perusahaan asuransi.

Di samping itu, perusahaan asuransi yang baik memiliki jaringan kemitraan yang luas. Perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi kesehatan, misalnya, biasanya bekerjasama dengan rumah sakit. Tentu saja, semakin banyak rumah sakit yang bekerjasama dengan perusahaan asuransi tersebut maka semakin baik.