4 Fakta Blanja.com yang Tutup di Tengah Booming E-Commerce

Date:

[Waktu baca: 3 menit]

Blanja.com, platform perdagangan elektronik (e-commerce) yang dibentuk oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan bekerjasama dengan eBay Inc, tutup pada 1 September 2020.

Dalam pengumuman yang disampaikan di situsnya tersebut, manajemen Blanja.com menyatakan kegiatan pembelian di Blanja akan dihentikan karena adanya perubahan strategi bisnis yang dilakukan Blanja.com.

Sementara itu, pembelian, penjualan, pembayaran dan pengiriman yang masih dalam proses masih bisa diselesaikan. Pelanggan juga dihimbau untuk melakukan penarikan saldo pada dompet Blanja pada 30 September 2020.

Penutupan Blanja.com ini dilakukan di tengah pandemi virus corona yang berdampak terhadap perilaku belanja masyarakat. Menurut survei Sosial Demografi Dampak Covid 19 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang melibatkan 87.379 responden, 31% responden mengalami aktivitas peningkatan belanja online. Belanja online dilakukan masyarakat sebagai bagian dari upaya mengurangi risiko penyebaran virus corona. 

Menurut survei BPS lainnya, penjualan pada Maret 2020 dan April 2020 mengalami peningkatan masing-masing 3,2 kali dan 4,8 kali penjualan Januari 2020. Sejumlah riset lain dan pernyataan dari berbagai marketplace juga menunjukkan belanja online mengalami peningkatan di masa pandemi. Lalu mengapa Blanja.com tutup?

Dalam pernyataan resminya, Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid mengatakan sejalan dengan program transformasi perusahaan, terhitung 1 Oktober 2020 Telkom hanya akan fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi business to business (B2B).

Tutupnya Blanja.com menambah panjang daftar e-commerce yang tutup di Indonesia. Sebelumnya, sejumlah e-commerce lain juga tutup di saat e-commerce lain mengalami kejayaan. Berikut ini sejumlah fakta terkait Blanja.com:

1. Dimiliki BUMN

Blanja.com adalah e-commerce yang dikelola oleh PT Metraplasa, perusahaan yang 60% sahamnya dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi milik negara, Telkom. Perusahaan yang mulai beroperasi pada 2012 ini memiliki aset sebesar Rp214 miliar pada 2019.

Seperti diketahui, tidak banyak BUMN yang memiliki lini usaha berupa e-commerce. E-commerce lebih banyak dikelola oleh perusahaan swasta, baik dari dalam atau luar negeri.

2. Pengguna Aktif 

Blanja.com yang merupakan online marketplace yang memfasilitasi penjualan consumer-to-consumer, businessto-consumer dan business-to-business. Berdasarkan Laporan Tahunan Telkom 2019, jumlah pengguna aktif bulanan Blanja.com sebanyak 62.900 orang. Pada 2018, Blanja.com mengungkapkan memiliki 3,2 juta pelanggan atau registered user.

Nilai GMV (Gross Merchandise Value) atau total nilai penjualan seluruh barang pada 2019 dari Blanja.com sebesar Rp188,3 miliar. Sebagai perbandingan, GMV Tokopedia pernah diprediksi mencapai lebih dari Rp200 triliun pada 2019.

3. Pangsa Pasar

Dalam Laporan Tahunan Telkom 2019, manajemen Telkom memperkirakan Blanja.com memiliki pangsa pasar 1,2% dari seluruh nilai transaksi e-commerce di Indonesia. Nilai tersebut relatif kecil dibandingkan dengan pemain lainnya.

4. Strategi

Manajemen Telkom pernah mengungkapkan sejumlah strategi untuk mengembangkan Blanja.com. Dikutip dari Laporan Tahunan Telkom 2019 dan 2018, strategi itu antara lain meningkatkan penggunaan mobile application, melakukan integrasi dengan LinkAja dalam satu akun, meluncurkan seller application, mengintensifkan penggunaan QR code, dan meningkatkan pemanfaatan big data.

Selain itu Blanja.com juga mengembangkan layanan B2B commerce dengan target market internal TelkomGroup, BUMN, pemerintah dan korporasi