Saham SAMF: IPO di Kala Wabah Corona, 6 Hari Naik Lebih dari 100%
Di tengah mewabahnya virus corona yang membuat banyak perusahaan menunda aksi korporasi, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada Selasa, 31 Maret 2020.
Aksi korporasi ini terbilang "berani" mengingat pasar saham sedang mengalami fluktuasi yang cukup signifikan pada dua bulan terakhir seiring penurunan indeks saham di seluruh dunia, termasuk IHSG, akibat faktor pandemi Covid-19.
Dalam IPO yang digelar tanpa seremoni di Bursa Efek Indonesia tersebut, perusahaan pupuk ini mengantongi dana sekitar Rp93 miliar setelah melepas 775 juta lembar saham baru dengan harga Rp120 per lembar saham.
Pada hari perusahaan ini IPO, saham perusahaan dengan kode SAMF langsung meroket 35% ke harga Rp162 per lembar atau menyentuh batas maksimal kenaikan harga saham (auto reject atas/ARA).
Dalam 6 hari terakhir (31 Maret 2020-7 April 2020), saham SAMF telah melesat hingga lebih dari 100%. Sejak IPO, harga saham perusahaan ini pernah menyentuh level tertinggi di Rp424 per lembar. Saraswanti adalah perusahaan ke-19 yang IPO pada awal 2020 ini.
Grafik saham SAMF (31 Maret-6 April 2020)
Perusahaan Pupuk
Saraswanti Anugerah Makmur adalah perusahaan yang memproduksi pupuk NPK non-subsidi. Perusahaan yang berdiri pada 1998 di Sidoarjo, Jawa Timur ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran dan industri pupuk.
Pupuk yang diproduksi Saraswanti antara lain pupuk dengan merk Halei, Palmo, Pukalet, Cornalet, Makro Mikro, Koka, Fert-Tea dan Planta Plus. Perusahaan ini berkolaborasi dengan berbagai pihak atau lembaga penelitian untuk memproduksi pupuk.
Kapasitas produksi perusahaan kini mencapai 200.000 ton per tahun. Saraswanti yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur itu memiliki kantor cabang pemasaran di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Lampung, Banjar Baru, Sampit.
Berdasarkan informasi dari prospektus IPO perusahaan, Saraswanti memiliki 5 pabrik yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur (dua pabrik), Medan, Sumatera Utara (dua pabrik) dan Sampit, Kalimantan Tengah (satu pabrik).
Konsisten Untung
Saraswanti adalah perusahaan yang untung. Dalam beberapa tahun terakhir (2016 hingga 30 September 2019), perusahaan ini membukukan peningkatan penjualan dan laba bersih. Peningkatan penjualan itu disebabkan oleh peningkatan volume permintaan dari para pelanggan.
Sumber: Prospektus IPO Saraswanti Anugerah Makmur
Saraswanti menyatakan memiliki sejumlah keunggulan kompetitif antara lain produk berkualitas tinggi dengan kualitas merk yang tinggi, jaringan penjualan dan produksi yang luas, tim riset dan pengembangan yang solid dan inovatif dan rekam jejak.
Tentu saja, sama seperti perusahaan-perusahaan lain pada umumnya, Saraswanti juga memiliki risiko usaha seperti kenaikan harga bahan baku. Pasalnya, perusahaan tidak memproduksi bahan baku sendiri untuk menghasilkan pupuk NPK yang menjadi produk utama.
Menurut penjelasan perusahaan dalam prospektusnya, kenaikan harga bahan baku akan mempengaruhi biaya produksi yang bisa berdampak negatif terhadap harga jual produk perusahaan. Untuk memitigasi risiko itu, Saraswanti membuat kontrak pembelian harga bahan baku untuk menjaga margin keuntungan.
Selain risiko kenaikan harga bahan baku, risiko usaha yang dihadapi oleh perusahaan adalah penurunan harga minyak sawit (CPO). Kenapa CPO? Salah satu pupuk yang diproduksi Saraswanti yaitu Palmo digunakan khusus untuk tanaman sawit.
Seperti diketahui, penurunan harga kelapa sawit dapat mempengaruhi bisnis di industri kelapa sawit. Perusahaan-perusahaan sawit memiliki opsi untuk melakukan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya dengan cara mengurangi biaya-biaya termasuk aktivitas pemupukan.
Efisiensi itu akan mempengaruhi permintaan pupuk yang diproduksi oleh Saraswanti. Untuk memitigasi risiko penurunan harga CPO itu, Saraswanti menyatakan akan berusaha mengembangkan basis konsumen, terutama perkebunan yang bisa terus melakukan pemupukan terlepas dari harga jual CPO.
Oleh karena itu, investor saham yang berminat investasi di saham SAMF juga perlu mencermati industri CPO sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi bisnis perusahaan, tentu saja selain risiko-risiko usaha lainnya. Selain keuntungan, berinvestasi saham juga memiliki aneka risiko yang harus diperhatikan.
PS: PO e-book Q4 2019 sudah dibuka, anda bisa mendapatkannya di sini.
Date: