Saham INCO: Mengkilap Dipacu Harga Nikel
[Waktu baca: 3 menit]
PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) adalah satu dari sedikit emiten tambang yang untung di tengah pelemahan ekonomi global.
Simak kinerjanya di kuartal 3/2020:
Komponen | Q3/2020 | Q3/2019 | YoY |
Produksi nikel | 55.792 | 50.531 | 10% |
Penjualan nikel | 56.554 | 50.832 | 11% |
Harga realisasi | 10.097 | 9.963 | 1% |
Pendapatan | 571 | 506 | 13% |
Beban pokok pendapatan | 486 | 485 | 0.2% |
Laba | 76.6 | 0.16 | 47.775% |
Keterangan: produksi dan penjualan dalam metrik ton (t), harga realisasi (US$/t), kinerja keuangan (US$ juta)
Mengapa laba INCO melesat drastis?
Beban pokok pendapatan hanya naik 0,2% saat pendapatan melesat 13%. Efisiensi tersebut menunjukkan kemampuan INCO dalam manajemen biaya. Peningkatan pendapatan, selain ditopang peningkatan penjualan, juga ditopang oleh peningkatan harga realisasi penjualan.
Secara global, harga nikel melesat sepanjang 2020. Secara year to date, harga nikel sudah naik 12% di bursa nikel di London atau hampir US$16.000 per metrik ton kini. Harga nikel secara global naik karena peningkatan permintaan dari sektor stainless steel dan industri mobil listrik.
Untuk apa nikel yang diproduksi INCO?
Nikel dipakai untuk bahan baku baterai, alloy, baja nirkarat yang banyak dipakai industri energi, otomotif dan konstruksi.
Bagaimana dengan permintaan nikel di masa depan?
Permintaan nikel di masa depan diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan produksi baterai mobil listrik. Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55/2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan.
Saat kinerja INCO bagus di kuartal 3/2020, bagaimana pergerakan sahamnya?
Secara year to date sampai 20 November 2020, saham INCO naik 25% dan selama 6 bulan terakhir naik 61%.
Sentimen bagi INCO lainnya: pembentukan Indonesia Battery Holding oleh Pertamina, PLN dan MIND ID (holding BUMN tambang). MIND ID adalah pemegang 20% saham INCO.
Date: