Mengenal The Fed, Si Influencer Ekonomi Dunia

Date:

Kalau kamu baca berita-berita tentang ekonomi global, kerap kali nama The Fed disebut-sebut. Gejolak pada kurs dolar AS, pasar saham, atau harga komoditas seringkali dipengaruhi apapun kebijakan The Fed. Seolah-olah nih, The Fed mau ngapain aja punya pengaruh ke ekonomi dunia. 

Seperti yang terbaru, The Fed disebut-sebut akan melakukan tapering off alias pengurangan stimulus moneter terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2021. Kebijakan berupa pengurangan porsi pembelian obligasi pemerintah itu disebut-sebut bakal berdampak terhadap perekonomian global. 

Di Indonesia sendiri dampak dari isu tapering off oleh The Fed ini belum begitu terlihat. Tapi kalau kembali ke 2013, rencana pemangkasan stimulus oleh The Fed saat itu berhasil memangkas IHSG sampai 20 persen. Meski pada hari-H pengumuman tapering off, IHSG mulai bergerak ke zona hijau. 

Yah, namanya dinamika pasar. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Berkaca pada 2013 lalu, pasar tetap lebih melihat besaran suku bunga yang ditetapkan The Fed ketimbang urusan pemangkasan stimulus ekonomi. Selama Fed rate masih dijaga rendah, maka 'Hot money' masih betah disimpan di pasar-pasar negara berkembang, seperti Indonesia. 

Segitunya ya peran The Fed terhadap ekonomi global. Lantas siapa sih The Fed ini? Apa peran dan fungsinya? Yuk kenali The Fed lebih jauh melalui artikel Big Alpha berikut ini. 

 

1. Siapa The Fed? 

The Fed alias The Federal Reserve alias bank sentral Amerika Serikat (AS), sederhananya, adalah gabungan dari bank sentral yang ada di negara-negara bagian AS. Meski sebenarnya tidak sesimpel itu sih. The Fed terdiri dari tiga entitas utama, yaitu dewan gubernur, gabungan 12 bank sentral regional yang disebut Federal Reserve Banks, dan Komite Pasar Terbuka Federal / Federal Open Meeting Committee alias FOMC. 

FOMC ini lah media utama yang digunakan The Fed untuk berkomunikasi dengan investor mengenai kebijakan moneter. FOMC melakukan rapat berkala dan pemungutan suara untuk penetapan suku bunga hingga pembahasan proyeksi ekonomi. 

Meski The Fed berjuluk Bank Sentral AS, tapi menariknya, 12 bank Federal Reserve yang menyusun The Fed sesungguhnya adalah swasta. Sementara dewan gubernur merupakan struktur puncak The Fed sebagai bentuk lembaga pemerintah pusat yang sifatnya independen. 

2. Keputusan The Fed pengaruhi ekonomi dunia

Sebagai bank sentral negara dengan ekonomi terbesar dunia, apapun keputusan The Fed bisa mengubah kondisi pasar. Apalagi dolar AS sebagai mata uang resmi Amerika Serikat digunakan sebagai mata uang global dan diterima di seluruh dunia. Hampir semua negara juga menjadi dolar AS sebagai cadangan devisa. 

Posisi kuat The Fed ini menjadikannya sebagai acuan bagi bank-bank sentral di seluruh dunia. Keputusan The Fed kerap kali dijadikan dasar bagi bank sentral negara lain dalam mengambil kebijakan moneter. 

Seperti sempat disebut di atas, salah satu penyusun struktur The Fed adalah FOMC. Keputusan-keputusan yang dibuat FOMC biasanya berpengaruh besar terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, sehingga mata uang lain ikut kena imbasnya. 

Tak hanya itu, kebijakan yang ditetapkan oleh FOMC juga membuat saham di bursa efek AS ikut naik turun. Belum lagi perkara imbal hasil obligasi dan hal lain yang kerkaitan dengan pasar keuangan. Investor pun akan mengacu pada keputusan dari rapat FOMC dalam setiap langkah investasi mereka. 

3. Hawkish dan Dovish dalam keputusan FOMC

Ada dua istilah penting yang biasanya dipakai oleh para investor dan pelaku pasar terkait kebijakan FOMC, yakni hawkish dan dovish. Sesuai dengan namanya, hawkish merepresentasikan hawk alias elang yang cenderung tajam menukik ke bawah memburu mangsa. Sementara dovish merepresentasikan dove alias merpati yang lembut dan bisa terbang ke titik tertinggi. 

Istilah hawkish dan dovish ini pun populer untuk menggambarkan apapun kebijakan The Fed. Hawkish, mewakili keputusan Bank Sentral yang tidak pro pasar seolah menyerang mangsa. Salah satu contohnya, keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga. 

Kebijakan ini berseberangan dengan harapan pasar. Kalau sudah begini, pasar saham biasanya akan terkoreksi. Namun di sisi lain, kurs dolar AS akan meningkat sebagai buntut dari aliran Hot Money dari pasar negara berkembang kembali ke Amerika Serikat. 

Sebaliknya, dovish menggambarkan keputusan FOMC yang pro pasar. Misalnya, The Fed yang menahan kenaikan suku bunga. Kebijakan ini disambut positif oleh pelaku pasar dan biasanya diikuti aktivitas pasar yang agresif meski kurs dolar AS melemah. 

Tapi yang perlu dipahami, tidak mutlak mana yang lebih untung, apakah hawkish atau dovish. Ekonomi global cukup kompleks dan ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Hawkish dan dovish merupakan gambaran arah kebijakan bank sentral, apakah pro pasar atau tidak.