Mengenal Indeks Saham "Ramah Lingkungan"

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Salah satu indeks saham yang cukup unik di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks SRI-Kehati.

Indeks SRI-Kehati adalah indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 perusahaan yang dipilih oleh Yayasan Kehati. 

Perusahaan yang dipilih itu adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus dalam menerapkan bisnis yang berkelanjutan sekaligus kesadaran terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang bagus.

SRI sendiri merupakan singkatan dari Sustainable and Reponsible Investment atau investasi yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Dengan kata lain, indeks ini adalah "indeks saham ramah lingkungan".

Indeks yang diluncurkan 8 Juni 2009 dengan base date 28 Desember 2006 ini tidak memasukkan saham-saham dari perusahaan tembakau, alkohol, senajta, nuklir, pestisida, pornografi, perjudian dan organisme yang dimodifikasi secara genetis (GMO).

Secara finansial, kriteria perusahaan yang masuk dalam indeks ini adalah perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp1 triliun, aset lebih dari Rp1 triliun, lebih dari 10% sahamya adalah free float dan memiliki Price Earning Ratio (PER) yang positif selama 6 bulan terakhir.

Secara fundamental, BEI akan mempertimbangkan aspek manajemen korporasi, lingkungan, keterlibatan dalam komunitas, sikap dalam bisnis, sumber daya manusia dan hak asasi manusia.

Sama seperti indeks lainnya, Indeks SRI-Kehati juga ditinjau secara setiap enam bulan sekali pada April dan Oktober. 

Bagaimana kinerja indeks ini? Berikut perbandingannya dengan IHSG (dalam persen):

Tahun SRI-Kehati IHSG
2019 5.8 1.7
2018 -4.3 -2.5
2017 27.5 20
2016 17 15.3
2015 -11.5 -12.1
2014 28.4 22.3
2013 0.9 -1
2012 13.3 12.9

Menariknya, kinerja indeks SRI-Kehati hampir selalu lebih unggul daripada IHSG, kecuali pada 2018. Data historis ini menunjukkan bahwa saham-saham yang berada dalam indeks SRI-Kehati ini menarik untuk dicermati lebih jauh.

Berikut ini saham yang masuk ke dalam indeks SRI-Kehati:

  • ASII (Astra International Tbk.)
  • AUTO (Astra Otoparts Tbk.)
  • BBCA (Bank Central Asia Tbk.)
  • BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.)
  • BBRI (Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.)
  • BBTN (Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.)
  • BMRI (Bank Mandiri (Persero) Tbk.)
  • BSDE (Bumi Serpong Damai Tbk.)
  • DSNG (Dharma Satya Nusantara Tbk.)
  • INCO (Vale Indonesia Tbk.)
  • INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk.)
  • INTP (Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)
  • JSMR (Jasa Marga (Persero) Tbk.)
  • KLBF (Kalbe Farma Tbk.)
  • LSIP (PP London Sumatra Indonesia Tbk.)
  • NISP (Bank OCBC NISP Tbk.)
  • PGAS (Perusahaan Gas Negara Tbk.)
  • PJAA (Pembangunan Jaya Ancol Tbk.)
  • PTPP (PP (Persero) Tbk.)
  • SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.)
  • SMGR (Semen Indonesia (Persero) Tbk.)
  • TLKM (Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.)
  • UNTR (United Tractors Tbk.)
  • UNVR (Unilever Indonesia Tbk.)
  • WIKA (Wijaya Karya (Persero) Tbk.)