Menentukan Harga Saham TLKM Berdasarkan Dividennya
[Waktu baca: 5 menit]
Emiten ini pernah kami bahas dengan detil beberapa bulan yang lalu, dipicu oleh masuknya sebuah DM ke akun Twitter Big Alpha.
Sejak artikel itu ditampilkan (baca di sini), harga saham TLKM sudah naik sekitar 30% dari Rp2.700 ke harganya saat ini di Rp3.570 per lembar (8 Januari 2021). Kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan?
Apakah harga saham ini bisa naik lagi?
Awal tahun biasanya adalah momen yang baik bagi investor pasar modal. Emiten-emiten biasanya akan melakukan window dressing sebagai upaya untuk menampilkan performa keuangan yang baik tahun lalu.
Manajemen perusahaan memiliki insentif untuk melakukan hal itu karena akan menentukan bonus dari performa mereka tahun berjalan.
Momen ini juga dipenuhi ekspektasi positif di mana emiten-emiten diharapkan akan mencetak kinerja cemerlang di laporan keuangan mereka yang sudah diaudit. Yang pada akhirnya akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Pun begitu dengan TLKM.
Sebagai salah satu dividend aristocrats yang ada di Bursa Efek Indonesia, TLKM tidak pernah absen sekali pun dalam membagikan dividen kepada pemegang sahamnya selama dua puluh empat tahun terakhir.
Besar kemungkinan, TLKM akan melakukan hal yang sama tahun ini. Mereka akan tetap membagikan dividen berdasarkan laba bersih yang berhasil mereka peroleh di tahun 2020.
Apalagi, kondisi keuangan Pemerintah saat ini sedang cekak akibat shortfall pajak yang tidak mencapai target tahun lalu. Di sisi lain, Pemerintah harus habis-habisan menggelontorkan uang sebagai stimulus untuk mengatasi krisis ekonomi dan pandemi covid-19.
Status TLKM sebagai salah satu dari sedikit BUMN yang kinerjanya tidak terganggu pandemi, besar kemungkinan akan dijadikan cash cow oleh Pemerintah untuk menyumbang dividen ke kas negara.
Toh, saat ini Pemerintah masih berstatus sebagai pemilik mayoritas di TLKM dengan kepemilikan sebesar 52,09%. Tekanan itu pasti ada secara politik.
Besarannya berapa?
Dilihat dari laporan keuangan terakhir yang diterbitkan oleh TLKM, emiten telekomunikasi pelat merah ini berhasil mencatatkan laba sebesar Rp16,6 triliun selama sembilan bulan pertama di tahun 2020 (unaudited).
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (3Q19), angka tersebut naik tipis sebesar 1% saja. Yang membedakan hanya lebih stabilnya laba bersih yang diperoleh TLKM tahun 2020 yang lalu.
Di setiap kuartal di tahun 2020, TLKM berhasil mencetak laba Rp5 triliun lebih, berbeda dengan tahun 2019 di mana angkanya lebih berfluktuasi (FYI, di Q4 2019, TLKM hanya mencetak laba Rp2,2 triliun saja).
Oleh karena itu, dengan asumsi laba bersih Q4 2020 juga akan stabil di angka Rp5 triliun, maka secara full year, bottom line TLKM akan sebesar Rp22,2 triliun atau naik dari laba bersih full year 2019 sebesar Rp18,6 triliun.
Jika angka net profit tersebut dibagikan dengan jumlah saham TLKM yang beredar, maka angka laba bersih per lembar saham (earning per share - EPS) TLKM akan sebesar Rp224 per lembar. Naik dari EPS tahun 2019 sebesar Rp188 per lembar.
Dividennya?
Untuk menentukan angka dividen yang akan dibagikan TLKM, maka kita harus menggunakan asumsi kedua, yakni besarnya dividend payout ratio yang digunakan TLKM. Tahun lalu, TLKM membagikan 81,95% dari laba bersihnya sebagai dividen.
Untuk tahun ini, mari kita asumsikan besaran yang tidak jauh berbeda dari angka tersebut, yakni 80%.
Dari proyeksi laba Rp22,2 triliun di atas, maka sekitar Rp17,8 triliun akan dibagikan sebagai dividen. Dan jika dibagi dengan jumlah saham beredar TLKM saat ini, berarti setiap pemegang saham berhak menerima Rp180 per lembar saham.
Angka tersebut mencerminkan 5% dari harga saham TLKM saat ini di Rp3,570 per lembar (8 Januari 2021). Sebuah imbal hasil (yield) yang lebih tinggi dari bunga deposito yang ditawarkan bank buku IV milik Pemerintah saat ini.
Harga saham TLKM?
Untuk menentukan hal ini, asumsi ketiga harus digunakan, yakni rata-rata dividend yield TLKM selama 10 tahun terakhir.
Dividen Yield TLKM (10 Years) – Stockbit.com
Dari tabel di atas, rata-rata dividend yield TLKM selama 10 tahun terakhir berkisar di angka 2% - 4%. Bandingkan dengan perhitungan kita di atas di mana dividend yield TLKM, berdasarkan proyeksi laba 2020, masih di angka 5%.
Jadi, jika kita menargetkan harga saham TLKM akan menawarkan yield yang sama dengan rata-rata selama 10 tahun terakhir, maka harga TLKM ‘harus’ bergerak menuju range harga Rp4.500 - Rp9.000 per lembar (dalam skenario super optimis).
Kesimpulan
Dengan simulasi di atas, kita bisa menggambarkan pergerakan harga saham TLKM berdasarkan kinerja keuangannya. Tentu saja angka di atas hanya bersifat proyeksi, dengan menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut:
Laba TLKM akan stabil di Q4 2020.
- TLKM menggunakan dividend payout ratio sebesar 80%.
- Harga sahamnya akan naik mendekati rata-rata dividend yield selama 10 tahun terakhir (di mana tidak ada jaminan hal ini akan terjadi).
- Perhitungan yang lebih akurat tentu bisa dilakukan menggunakan laporan keuangan full year TLKM yang sudah diaudit nantinya. Simulasi sederhana seperti ini akan memudahkan kita untuk menghitung range harga yang masuk akal untuk sebuah emiten jika dirata-ratakan dengan harganya selama 10 tahun terakhir.
Jadi, apakah TLKM masih menarik untuk Anda?
Date: