Mau Investasi Reksa Dana? Persiapkan 4 Hal Ini

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Perkembangan reksa dana dalam satu windu terakhir cukup luar biasa.

Perkembangan itu bisa dilihat dari data Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan.

NAB reksa dana:
Desember 2013: Rp193 triliun
Oktober 2020: Rp529 triliun

NAB atau dana kelolaan reksa dana kian besar. Perkembangan NAB itu sedikit banyak menunjukkan perkembangan minat masyarakat terhadap investasi reksadana.

Apakah kamu tertarik berinvestasi di reksa dana juga? Boleh saja, namun ada empat hal yang setidaknya perlu disiapkan sebelumnya:

1. Modal

Modal adalah persyaratan dasar untuk investasi reksa dana. Investasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan nilai dari modal yang ditanam.

Kabar baiknya, investasi reksa dana tidak harus membutuhkan modal ratusan juta atau miliaran Rupiah. Di sejumlah tempat, reksa dana dapat dibeli dengan modal minimal Rp100.000.

Tentu saja, semakin besar modal maka potensi keuntungan yang diperoleh akan semakin besar pula. Namun, modal kecil dapat dipakai untuk belajar sekaligus menyesuaikan diri dengan aktivitas investasi reksa dana.

2. Tujuan

Sebelum mencelupkan kaki ke kolam investasi, ada baiknya calon investor menjawab pertanyaan berikut: untuk apa investasi?

Pada dasarnya, investasi adalah kendaraan untuk mencapai tujuan. Begitupula dengan investasi reksa dana. Jawaban atas pertanyaan itu turut menentukan jenis reksa dana yang dapat dipilih.

Misalnya, tujuan investasi itu adalah mengumpulkan uang untuk liburan pada satu tahun mendatang. Oleh karena itu, jenis reksa dana yang cocok adalah reksa dana pasar uang.

Apabila tujuannya adalah tujuan jangka menengah (3-5 tahun) maka reksa dana yang relatif cocok adalah reksa dana campuran dan seterusnya.

3. Aplikasi

Sekitar 7-10 tahun lalu, investasi reksa dana biasanya dilakukan dengan cara mendatangi agen penjual reksa dana di gerai perusahaan aset manajemen atau kantor cabang bank. Calon investor bertemu dengan staf khusus untuk melakukan transaksi.

Seiring perkembangan teknologi, investasi reksa dana kini dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah. Kini terdapat sejumlah platform berupa aplikasi yang memungkinkan investor untuk melakukan transaksi reksa dana melalui smartphone.

Aplikasi itu juga memudahkan seseorang untuk mendaftar Single Investor Identification (SID) hingga memilih reksa dana yang akan dibeli. Apakah kamu sudah mengunduh aplikasi gratis itu?

4. Profil Risiko

Hal penting lain yang perlu disiapkan dalam investasi reksa dana adalah mengenali profil risiko masing-masing. Perlu diingat, reksa dana adalah produk pasar modal yang memiliki aneka risiko.

Seperti sudah sering diingatkan, risiko dan keuntungan adalah dua sisi dari satu koin yang sama. Dengan kata lain, selain menawarkan potensi keuntungan, reksadana juga memiliki risiko yang tidak bisa dihindari.

Setiap jenis reksadana memiliki tingkat risiko yang berbeda. Reksadana pasar uang, misalnya, memiliki risiko yang lebih rendah daripada reksadana saham.

Dalam reksa dana saham, pergerakan harga unit (NAB per Unit Penyertaan) turut dipengaruhi oleh dinamika pasar saham mengingat isi reksa dana tersebut adalah saham. Harga tersebut bukan hanya dapat naik dan memberikan potensi keuntungan tapi juga dapat turun yang menyebabkan potensi kerugian.

Di sejumlah aplikasi marketplace reksa dana, seorang calon investor biasanya harus menjawab sejumlah pertanyaan terlebih dulu. Jawaban atas pertanyaan itu biasanya mengindikasikan profil risiko tertentu (konservatif, moderat atau agresif).

Penentuan profil risiko itu penting untuk menentukan jenis reksa dana yang dipilih. Misalnya, calon investor reksa dana konservatif cenderung lebih cocok dengan reksa dana pasar uang ketimbang reksa dana saham.