PT Samindo Resource Tbk. (MYOH)

Date:

Beberapa waktu yang lalu, kami sempat ngetwit tentang penemuan saham ‘ajaib’ di Twitter. Saham yang kinerjanya terus naik dari awal tahun, hingga ke laporan keuangan terakhir mereka di Q3 2018. Saham yang kami maksud tersebut adalah PT Samindo Resource Tbk (MYOH).

Analisa saham MYOH ini sudah kami bagikan terlebih dahulu kepada para pemesan PO e-book kuartalan ketika harganya masih di level Rp860an per lembar saham.

MYOH sebenarnya merupakan pemain lama di bidang jasa pertambangan batubara Indonesia. Perusahaan ini adalah holding company dari beberapa anak usahanya, yaitu PT SIMS Jaya Kaltim (SJK), PT Samindo Utama Kaltim (SUK), PT Transindo Murni Perkasa (TMP), dan PT Mintec Abadi (MA).

Keempatnya merupakan penyedia jasa pertambangan termasuk di antaranya pengeboran eksplorasi, produksi, dan pengangkutan batubara untuk KIDECO (Kaltim) yang merupakan tambang batubara bitumen terbesar ketiga di Indonesia.

MYOH dimiliki oleh Samtan Group, sebuah konglomerasi usaha dari Korea Selatan. Sesuai dengan nature bisnisnya, MYOH memang bukan lagi pemain utama di industri batubara, melainkan sudah berada di industri turunannya.

MYOH sendiri pernah masuk di e-book Q1 2018 Big Alpha, namun harus dia harus tersisih di e-book kuartal berikutnya karena banyaknya emiten bagus yang waktu itu porak poranda akibat rontoknya IHSG di paruh pertama 2018.

Setelah setengah tahun berlalu, harga saham MYOH belum ke mana-mana, masih mondar mandir di level Rp800-Rp1,000. Padahal, kinerjanya sudah jauh meningkat. Di Q1 2018, labanya $5.8 juta, di Q2 2018 labanya naik 27% menjadi $7.4 juta, dan di Q3 2018, naik lagi menjadi $8.2 juta. Jadi dalam sembilan bulan di tahun 2018, MYOH sudah mencetak laba hampir $22 juta!

Dengan demikian, return on equity (ROE) MYOH sudah nyaman di atas 30%. Ini bagus sekali mengingat banyak emiten di bursa yang bahkan tidak mampu mencetak ROE di atas 10%. Kondisi porak poranda yang melanda IHSG beberapa waktu lalu hanya mampu menyeret MYOH turun ke Rp795 per lembar sahamnya.

Ini berarti, dengan kinerjanya sekarang, akan sulit sekali bagi MYOH untuk turun lebih dari level tersebut.

Mengingat sejarahnya, MYOH adalah emiten yang sangat royal untuk masalah bagi-bagi dividen. MYOH selalu membagikan dividen yang cukup besar di bulan Mei setiap tahunnya. Dan jika kinerjanya terus cemerlang seperti ini, besar kemungkinan dividen payout yang diberikan juga akan semakin besar.

Terakhir, di bulan Mei 2018, MYOH membagikan total dividen $18 juta, atau sekitar Rp120 per lembar sahamnya dengan nilai tukar USD sekarang.

Jika dibandingkan dengan harga sahamnya, itu sudah lebih dari 10%! Padahal laba bersih tahun 2017 saja hanya sekitar $12 juta, artinya dividen yang dibayarkan MYOH sudah 150% dari laba bersih mereka di tahun 2017.

Dengan kinerjanya sekarang, laba per lembar saham (earning per share) MYOH sudah di Rp245 per lembar. Anggap saja MYOH akan tetap mencatatkan laba dengan level yang sama di Q4 nanti dan mereka akan membagikan semua laba 2018 sebagai dividen (100% dividen payout ratio, bukan seperti tahun lalu di 150%), maka dividen yang kita dapatkan adalah sekitar Rp245 atau sekitar 25% dari harga sahamnya sekarang!

Jadi, let’s say Anda membeli saham MYOH sekarang, tanpa mengharapkan harga sahamnya naik pun, Anda akan mendapatkan dividen sekitar 25% di bulan Mei tahun depan. Lumayan banget kan?

Semua perhitungan di atas menggunakan asumsi sebagai berikut:

  1. Kinerja Q4 akan sama seperti Q3. Meski kenyataannya, kinerja MYOH selalu naik setiap kuartalnya.
  2. Dividen payout ratio-nya 100%. Padahal tahun lalu, dividen payout ratio MYOH 150%, meski tidak menutup kemungkinan, payout ratio kali ini lebih rendah.
  3. Nilai tukar dolar Amerika terhadap Rupiah sebesar Rp15.000.

Hitung-hitungannya sudah jelas, potensi dividen dua digit akan terjadi hanya dalam beberapa bulan. Kami menengarai, ketika orang mulai sadar tentang MYOH, harganya akan dengan cepat meninggalkan Rp1.000 per lembar sahamnya. (MYOH – Fin)