Laba WIKA, ADHI, PTPP Q3/2020: Kenapa Drop?

Date:

[Waktu baca: 3 menit]

Laba tiga BUMN konstruksi: Wijaya Karya (WIKA), Adhi Karya (ADHI), Pembangunan Perumahan (PTPP) turun lebih dari 90% di kuartal 3/2020 dibandingkan kuartal 3/2019. Waskita Karya rugi Rp2,6 triliun.

  • Laba WIKA turun 96% (Rp50 miliar vs Rp1,35 triliun)
  • Laba PTPP turun 94% (Rp26,36 miliar vs Rp519,23 miliar
  • Laba ADHI turun 95% (Rp15,38 miliar vs Rp351,22 miliar)
  • WSKT rugi (rugi Rp2,6 triliun vs Rp1,5 triliun)

Satu BUMN konstruksi lainnya, Waskita Karya (WSKT), belum mengumumkan laporan keuangan per kuartal 3/2020 hingga 9 November 2020.

Kenapa laba BUMN konstruksi turun? Ada beberapa penyebab. Salah satunya, penurunan anggaran infrastruktur pemerintah.

Menurut data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur pemerintah diproyeksikan hanya Rp281,1 triliun pada 2020 atau turun hampir 30% dibandingkan dengan Rp394 triliun pada 2019.

Semula, anggaran infrastruktur diproyeksikan mencapai Rp423 triliun pada 2020. Namun, karena pandemi, pemerintah mengubah alokasi dalam APBN 2020. Apa dampaknya ke BUMN konstruksi?

WIKA, ADHI dan PTPP banyak menggarap proyek pemerintah. Porsi proyek pemerintah di WIKA 30%, PTPP (27%) dan ADHI (74%). Selain dari pemerintah, proyek lain dari BUMN dan swasta digarap juga oleh BUMN konstruksi.

BUMN dan swasta juga tidak kebal resesi. Kontraksi ekonomi memaksa BUMN dan swasta menunda aneka proyek. Penundaan itu berdampak terhadap penggunaan jasa perusahaan konstruksi. Penundaan itu berdampak ke pendapatan perusahaan.

Di WIKA, misalnya, pendapatan semua segmen (infrastruktur dan gedung, energi dan industrial plant, industri serta realty dan properti) turun di kuartal 3/2020. 

Di saat pendapatan turun, WIKA, ADHI dan PTPP tetap harus membayar beban pendanaan (bunga atas pinjaman atau penerbitan obligasi). BUMN konstruksi tidak sedikit menggunakan fasilitas pinjaman bank dan penerbitan obligasi. 

Pendanaan itu digunakan untuk mendanai proyek-proyeknya. Pendanaan itu memiliki konsekuensi bunga yang harus dibayar oleh peminjam di kemudian hari, dalam kondisi pendapatan perusahaan naik atau turun.


Update per 1 Desember 2020: data kinerja Waskita Karya.