Evergrande China: Sejarah dan Fakta Penting yang Perlu Kamu Tahu

Date:

Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut menyoroti gejolak ekonomi China, akibat kasus gagal bayar Evergrande. Menurutnya, krisis Evergrande bisa berimbas luas ke ekonomi dunia. 

Jika Evergrande dinyatakan default, maka kinerja perdagangan Indonesia bisa jadi ikut kena dampak. Apalagi China sendiri masuk dalam top three mitra dagang Indonesia. 

Lantas apa yang terjadi dengan Evergrande? Bagaimana sejarah perjalanan perusahaan ini? Big Alpha merangkumnya untuk kamu. 

1. Siapa Evergrande?

Evergrande merupakan grup perusahaan investasi yang berfokus di sektor properti. Selain itu, Evergrande juga memiliki lini bisnis di sektor keuangan, operasional hotel, hingga industri kesehatan. 

Dikutip dari situs resminya, Evergrande punya setidaknya 8 anak usaha utama yakni Evergrande Real Estate, Evergrande New Energy Auto, Evergrande Property Services, HengTen Networks, FCB, Evergrande Fairyland, Evergrande Health, dan Evergrande Spring. 

Evergrande adalah salah satu grup properti terbesar di China. Evergrande Real Estate misalnya, menangani lebih dari 1,300 proyek di 280 kota di China. 

2. Sejarah Evergrande

  • 1996-1999

Awal perjalanan perusahaan dimulai pada 1996 silam di Guangzhou oleh Xu Jiayin. Evergrande memanfaatkan situasi krisis ekonomi yang melanda Asia saat itu dengan menawarkan investasi perumahan di area yang kecil dan berbiaya rendah. Perusahaan mengembangkan kawasan real estate pertama mereka yakni Jinbi Garden pada 1997. pada 1999, Evergrande masuk ke jajaran top 10 perusahaan pengembang real estate di Guangzhou. 

  • 2000-2003

Evergrande melanjutkan proyek-proyek 'Jinbi' lainnya. Hal ini menjadikan perusahaan semakin berkembang.

  • 2003-2008

Evergrande mulai melakukan ekspansi besar-besaran ke luar Guangzhou. Perusahaan mulai menyasar 20 kota besar di China seperti Shanghai, Taijin, Wuhan, dan Chengdu. Evergrande mulai masuk ke deretan 20 besar perusahaan real estate di China. Evergrande juga mulai mendapat suntikan investasi dari investor global seperti Temasek, Deutsche Bank, dan Merrill Lynch. 

  • 2009-2011

Evergrande mulai melantai di bursa Hong Kong pada 2009. Dari IPO, perusahaan berhasil mengumpulkan US$722 juta

3. Masalah-masalah Evergrande

Daftar milestone yang dituliskan Evergrande di situs resmi mereka tentu tidak mencakup sejumlah masalah besar yang didera perusahaan. Perusahaan ini terlilit utang hingga US$300 miliar atau setara Rp4.275 triliun (kurs Rp14.250 per US$). 

Evergrande juga harus membayar kupon obligasi senilai US$83,5 juta. Dengan angka utang yang fantastis ini, Evergrande terancam gagal bayar alias default. Kondisi ini juga bisa memicu kepanikan keuangan global.

Pada 21 September 2021, Xu Jiayin sang pendiri Evergrande mengirim surat kepada 125.000 karyawannya. Isinya, bos Evergrande itu mengajak para karyawan tetap optimistis perusahaan bisa melalui krisis ini.