Daftar Maskapai RI yang Gulung Tikar, Apa Saja?
Belakangan pemberitaan terkait maskapai Garuda Indonesia riuh sekali. Bukan karena prestasinya di kancah industri penerbangan internasional, melainkan lantaran utangnya yang fenomenal.
Ya, per awal November 2021 utang Garuda Indonesia tembus US$7 miliar atau setara Rp100,5 triliun. Angka ini memang jauh lebih tinggi dari nominal utang sebelumnya yang 'hanya' Rp70 triliun. Keuangan maskapai setiap bulannya selalu saja besar pasak daripada tiang.
Perusahaan yang sahamnya masih di-suspend oleh Bursa Efek Indonesia ini juga terus-terusan menghadapi ancaman pailit. Sejumlah gugatan pailit dihadapi Garuda karena tersandung kewajiban keuangan yang belum diselesaikan dengan baik.
Tetapi tahukah kamu, Indonesia sebenarnya sudah punya banyak pengalaman soal maskapai yang pailit. Apa saja sih maskapai di Indonesia yang gulung tikar? Big Alpha merangkumnya untuk kamu.
1. PT Merpati Nusantara Airlines (persero)
Di urutan pertama ada Merpati. Meski sebenarnya, nasib Merpati masih tidak jelas sampai sekarang. Merpati sudah tidak beroperasi sejak 2014 akibat kerugian yang tak terbendung serta utang yang terus membengkak. Namun hingga kini pemerintah tak juga memutuskan untuk melikuidasi maskapai ini.
Tercatat, PT PPA sempat menyuntikkan dana restrukturisasi hingga Rp663,99 miliar. Namun sampai akhir 2021 ini masih belum ada update terbaru mengenai kelanjutan restrukturisasi dan keinginan perusahaan untuk kembali terbang.
2. Adam Air
Bagi genarasi yang lahir paling tidak tahun 1990an dan 2000an, barangkali tidak asing dengan nama maskapai ini. Adam Air pernah berjaya di pasar penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier. Sejak berdiri di tahun 2002, rute Adam Air juga terus bertambah dan cukup punya pangsa pasar yang baik.
Namun, kecelakaan yang menimpa Ada Air pada 1 Januari 2007 silam membuat reputasi maskapai ini rusak secara signifikan. Kecelakaan yang melibatkan Adam Air KI 457 rute Jakarta-Manado di atas perairan Majene itu membuat 102 orang meninggal dunia. Tak lama setelahnya, pemerintah mencabut izin terbang maskapai ini.
3. Batavia Air
Maskapai di bawah naungan PT Metro Batavia ini berdiri sejak 2002. Namanya juga cukup besar di industri maskapai Tanah Air. Pada Januari 2013, maskapai dinyatakan pailit oleh PN Jakarta Pusat karena permohonan yang diajukan perusahaan sewa guna pesawat, International Lease Finance Corporation.
4. Mandala Airlines
Mandala Airlines yang sempat berganti nama jadi Tigerair Mandala ini berhenti beroperasi pada 12 Januari 2011. Saat itu, operasional perusahaan terhenti karena nilai utang yang bengkak.
Satu bulan setelahnya, para kreditur sempat setuju untuk melakukan restrukturisasi utang Mandala menjadi saham dan kembali beroperasi pada Juni 2011.
Bagian dari restrukturisasi, saham Mandala dipegang oleh PT Saratoga Investment Group 51%, Tiger Airways dari Singapura 33%, dan pemegang saham lama serta krediter 16%.
Sayangnya, pada 2014 Mandala Airlines kembali menyetop seluruh operasinya karena pasar yang turun dan biaya operasional yang terus bengkak akibat depresiasi rupiah.
Sebagai pengingat, pesawat Mandala Air sempat mengalami kecelakaan di Medan pada 2005 silam. Saat itu, pesawat dengan nomor penerbangan RI-091 jatuh dan meledak sehingga menewaskan 149 orang, terdiri dari 94 penumpang, 5 awak, dan 50 warga yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Salah satu penumpang pesawat itu adalah Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin.
5. Sempati Air
Maskapai ini pasti dikenal oleh generasi 1990 an ke atas. Sempati Air yang beroperasi di bawah PT Sempati Air Transport mulai beroperasi pada 1969. Dengan pasar penerbangan nasional yang terus tumbuh, Sempati sempat melakukan ekspansi pada 1980 an hingga 1990 an.
Bahkan Sempati sempat melayani rute penerbangan ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Manila. Sayangnya, krisis moneter memukul keuangan perusahaan pada 1998. Kondisi ini akhirnya berujung pada kebrangkutan Sempati Air. Dikutip dari sejumlah media, kebangkrutan juga disebabkan kesalahan pengelolaan.
6. Bouraq Indonesia Airlines
Maskapai ini merupakan salah satu leader di industri penerbangan Tanah Air di era 1980-an sampai 1990-an. Dikutip dari Kompas, maskapai ini didirikan oleh Jerry Albert Sumendap pada 1970,seorang pengusaha yang menggeluti bisnis kayu.
Pada 1995, Jerry Sumendap wafat dan pengelolaan Bouraq beralih ke Danny Sumendap. Dia kemudian melakukan restrukturisasi besar-besaran seiring dengan kompetisi industri penerbangan yang semakin ketat. Namun, upaya ini tidak berhasil dan pada 2005 maskapai dinyatakan pailit.
7. Jatayu Airline
Maskapai di bawah Jatayu Gelang Sejahtera ini didirikan pada 2000 dengan layanan rute domestik dan internasional. Namun, izin operasi maskapai dicabut otoritas perhubungan pada 2007 karena dianggap tidak memenuhi aspek keamanan.
8. Linus Airways
Maskapai yang satu ini berfokus melayani rute antar wilayah di Sumatra dan Jawa. Sejumlah destinasi yang dilayani antara lain Pekanbaru, Medan, Semarang, Palembang, Batam, dan Bandung.
Maskapai yang namanya merupakan singkatan dari Lintas Nusantara ini dihentikan operasinya pada 2008.
9. Awair Airline
Maskapai yang didirikan pada 2000 oleh Gus Dur ini memiliki nama dari singkatan Air Wagon International. Pada 2004, Awair diambil alih oleh AirAsia dan mengalihkan orientasi ke penerbangan berbiaya rendah. Sejak 2005, namanya pun bertransformasi jadi Indonesia AirAsia.
Date: