Cara Menjadi Kaya
Internet rasanya sudah dipenuhi segala macam cara dan tips untuk menjadi kaya. Tidak ada habisnya orang-orang membahas hal ini karena memang pada dasarnya, menjadi kaya adalah harapan banyak orang.
Lalu sebenarnya apa cara ‘rahasia’ menjadi kaya?
Jawabannya adalah Asset Accumulation.
Dengan mengumpulkan aset, kita bisa menjadi kaya. That’s it. No other secrets.
Aset adalah apapun yang berharga yang memiliki value yang pada akhirnya bisa dikonversi menjadi uang tunai. Secara garis besar, ada tiga jenis aset yang beredar saat ini.
1. Real Asset
Real Asset di sini adalah aset yang pada umumnya bisa dimengerti orang awam. Bentuknya antara lain berupa rumah, tanah, logam mulia dan lain-lain. Real Asset ini adalah favoritnya generasi baby boomers karena dianggap paling ‘aman’ dan berbentuk.
Padahal aset jenis ini juga masih memiliki risikonya tersendiri seperti kebanjiran, kecurian, dll.
2. Paper Asset
Paper asset adalah aset yang bentuknya kertas seperti saham, reksadana atau obligasi. Pada kenyataannya, seiring dengan perkembangan teknologi, sudah jarang sekali paper asset masih berbentuk kertas. Kebanyakan bentuknya saat ini sudah scriptless alias dalam bentuk softcopy.
Paper asset sering dianggap berisiko karena pergerakan harganya yang bisa dilihat secara real time dalam satuan waktu jangka pendek. Padahal, kerugian/keuntungan yang terjadi hanya bersifat unrealized hingga instrumen tersebut benar-benar dijual, alias hanya di atas kertas.
3. Business Asset.
Business Asset adalah aset yang berupa sistem seperti halnya perusahaan, bentuk usaha, franchise, dll.
Dan cara menjadi kaya adalah dengan mengumpulkan aset-aset tersebut secara perlahan seiring berjalannya waktu (gradually). Dua cara untuk mengakumulasi aset adalah:
- Menabung (saving)
- Investasi (investment).
Menabung adalah cara termudah mengakumulasi aset. Dengan menyisihkan sebagian pendapatan bulanan, uang yang bisa terkumpul pada akhirnya dibelikan aset. Mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu adalah cara tercepat untuk meningkatkan jumlah cash yang ada di tangan.
If we think about it, ini bukanlah hal baru yang sudah diajarkan kepada kita.
Menabung adalah hal ekonomi paling dasar yang sudah ditanamkan orangtua kita sejak kecil dulu. Tapi pada kenyataannya, menabung selalu saja terasa sangat sulit untuk dilakukan.
Seringkali, pos tabungan adalah pos keuangan terakhir yang diisi ketika hampir tidak tersisa uang lagi.
Investasi, adalah langkah selanjutnya untuk mengumpulkan aset.
“Lho? Memangnya kenapa dengan menabung? Apakah tidak cukup untuk mengumpulkan aset dengan cara ini?”
First of all, tabungan gampang sekali dihabiskan.
Tanpa dipindahkan ke instrumen lain, tabungan layaknya additional cash yang siap untuk dibelanjakan. Sering kali tabungan akan habis tanpa sempat untuk dibelikan aset.
Kedua, inflasi. Untuk menunggu hingga uang tabungan cukup untuk membelikan aset yang signifikan, uang tabungan yang berupa uang tunai harus melalui perjalanan waktu. Dan perjalanan waktu ini menyebabkan value dari uang tersebut berkurang akibat tergerus inflasi.
Hal ini bisa terlihat dari betapa pesatnya kenaikan harga properti, dibandingkan dengan kenaikan gaji yang kita terima. Akibatnya properti menjadi hal yang sudah tidak lagi terjangkau hampir untuk mayoritas generasi milenial.
Ketiga, investasi berlipat lebih cepat. Dengan memberikannya waktu yang cukup, efek multiplier dari instrumen investasi akan berlipat ganda dan menguntungkan investor dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor bunga majemuk yang terjadi di instrumen investasi (compounding).
Jadi kalau bisa kita simpulkan:
Cara menjadi kaya adalah dengan menimbun aset, yang bisa dilakukan dengan menabung (dan mengeluarkan pengeluaran-pengeluaran tidak perlu) dan berinvestasi.
Yang mana yang sudah kamu lakukan?
Date: