Cara Menghitung RoE Untuk Investor Saham Pemula (Plus Contoh)

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Salah satu indikator yang sering diperhatikan oleh investor saham dalam menilai kinerja sebuah perusahaan adalah return on equity (RoE) atau tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal (ekuitas) yang ditanam di sebuah perusahaan.

Pada umumnya, RoE dipakai oleh investor saham untuk mengukur tingkat keuntungan yang dapat diperoleh sebuah perusahaan. Besar atau kecilnya RoE suatu perusahaan biasanya berbeda di setiap industri.

Salah satu cara sederhana untuk menginterpretasikan RoE sebuah perusahaan adalah membandingkannya dengan RoE perusahaan lain atau rata-rata RoE di sebuah industri. Tentu saja, RoE bukan satu-satunya indikator yang perlu diperhatikan saat menilai sebuah perusahaan.

Menghitung RoE

Data RoE sebenarnya dapat diakses di berbagai media seperti Stockbit, RTI, data statistik Bursa Efek Indonesia dan sebagainya. Data yang ditampilkan dapat berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya. Mengapa berbeda?

Karena perhitungan RoE tersebut menggunakan metode yang berbeda. Ada yang menggunakan metode disetahunkan (annualized) dan ada pula yang menggunakan metode trailing twelve month (TTM). Setiap penggunaan metode pasti memiliki alasannya masing-masing.

Dalam tulisan ini, kita mengulas menggunakan data RoE yang secara berkala dipublikasikan oleh BEI dalam Statistik Bulanan BEI (IDX Monthly Statistics). Dalam laporan itu, kita bisa melihat berbagai data seputar pasar modal, termasuk sebagian kecil rasio finansial emiten.

Pada umumnya, RoE dihitung dengan cara membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan ekuitas lalu dikali 100. Simbol RoE adalah persentase (%).

RoE = Laba Bersih / Nilai Ekuitas x 100

Untuk menghitung RoE, kita akan menggunakan data dari laporan keuangan PT Global Mediatama Tbk. (BMTR) per 30 Juni 2020. BMTR adalah saham yang sempat dibicarakan oleh banyak orang karena dibeli oleh investor saham kawakan Indonesia, Lo Keng Hong. Per akhir Agustus 2020, Lo Keng Hong kini memiliki 6,14% saham perusahaan yang merupakan bagian dari kelompok usaha Media Citra Nusantara tersebut.

Berdasarkan data statistik BEI per Agustus 2020, RoE BMTR sebesar 5,71%. Data tersebut berbeda dengan RoE yang tersedia di aplikasi RTI. Dalam aplikasi itu, RoE BMTR sebesar 9,67%. Seperti sudah disinggung di atas, penggunaan metode oleh setiap pihak pasti memiliki argumentasinya masing-masing.

Kendati ada perbedaaan metode itu, tidak ada salahnya investor saham memahami cara perhitungan RoE tersebut supaya dapat memahami asal usul munculnya sebuah angka yang dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi.

Berikut ini data dari laporan keuangan BMTR:

  1. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk: Rp551,65 miliar
  2. Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk: Rp11,4 triliun
  3. Ekuitas (termasuk ekuitas kepentingan non-pengendali): Rp19,31 triliun

Pada umumnya, data laba bersih yang dipakai adalah data yang disetahunkan. Karena data laba bersih yang digunakan adalah data laporan keuangan per 30 Juni atau semester I maka perlu dikali dua dengan asumsi bahwa kinerja semester II sama besarnya dengan kinerja semester I.

Dalam penghitungan RoE versi data statistik BEI kemungkinan menggunakan data ekuitas (ermasuk ekuitas kepentingan non-pengendali) sebesar Rp19,31 triliun. Berikut ini perhitungan RoE-nya:

RoE = (Rp551.659.000.000*2) x (Rp19.313.194.000.000)
        = 5,71%

Sementara itu, penghitungan data RoE versi aplikasi RTI kemungkinan menggunakan data ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk  (tidak termasuk ekuitas kepentingan non-pengendali) sebesar Rp11,4 triliun. Dengan demikian, perhitungannya adalah sebagai berikut:

RoE= (Rp551.659.000.000*2) x (Rp11.406.461.000.000)
       =9,67%

Berdasarkan data Statistik Bulanan BEI Agustus 2020, BMTR dikategorikan sebagai perusahaan investasi (investment company) bersama 12 perusahaan lainnya. Dibandingkan dengan 12 perusahaan sejenis, RoE BMTR adalah RoE yang paling tinggi per 30 Juni 2020. Perusahaan-perusahaan lainnya tercatat memiliki RoE negatif karena membukukan kerugian pada semester I/2020 atau memiliki ekuitas negatif. 

Terlepas dari perbedaan metode di atas, kita dapat menggunakan satu metode yang sama untuk mengukur RoE dari perusahaan-perusahaan yang berbeda dari industri yang sejenis. Dengan demikian, kita bisa mengambil kesimpulan mengenai RoE sebuah perusahaan.