Bunga Deposito BCA, Mandiri, BRI, BNI Setelah BI 7DRR Turun: Update 2021

Date:

[Waktu baca: 3 menit]

Dibandingkan 2020, bunga deposito semakin turun di 2021. Bunga deposito turun karena turunnya suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate.

Seperti diketahui, BI 7 DRR ditetapkan sebesar 3,5% pada Maret 2021 atau telah turun 100 bps dari 4,5% pada Maret 2020. Penurunan BI 7 DRR ini diikuti penurunan bunga deposito.

Berikut ini bunga deposito sejumlah bank besar di Indonesia dalam persen:

Sumber: website masing-masing bank per 13 April 2021, Kontan.co.id, diolah

Dari tabel di atas diketahui perbedaan bunga deposito BRI, BNI, BCA, Bank Mandiri (contoh bank buku IV) pada April 2021 dan April 2020. Bunga deposito turun sekitar 2.35 persen-2.75 persen dalam kurun waktu 1 tahun. 

Suku bunga deposito itu turun seiring kebijakan moneter Bank Indonesia yang longgar akibat kontraksi ekonomi karena pandemi virus corona. Sebelum pandemi, bank sentral juga sudah menurunan suku bunga 100 bps dari 6% menjadi 5% dalam periode Juni-Desember 2019 seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Respon penurunan bunga deposito terhadap suku bunga acuan biasanya lebih cepat daripada penurunan suku bunga dasar kredit. Perbedaan respon tersebut tampak dari respon bank menyikapi penurunan BI 7 DRR pada awal 2021.

Deposito adalah salah satu produk investasi yang diminati oleh masyarakat karena risikonya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan produk investasi lainnya seperti saham, obligasi, reksa dana, properti, P2P lending dan sebagainya.

Kendati keuntungan atau tingkat bunga yang diberikan biasanya lebih rendah daripada instrumen investasi lain seperti saham atau obligasi, deposito tetap menjadi idola bagi pemilik dana yang menghindari risiko tinggi. Deposito biasanya dipilih oleh investor tipe moderat.

Deposito dijamin oleh lembaga pemerintah yaitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan ketentuan tertentu seperti simpanan dengan tingkat bunga wajar yang ditetapkan oleh lembaga tersebut. Nilai simpanan yang dijamin maksimaljuga  Rp2 miliar. Sesuai undang-undang, LPS hanya bisa mengganti simpanan nasabah di bank yang dicabut izin usahanya. 

Tentu saja, ada bank yang menawarkan deposito dengan bunga lebih tinggi daripada suku bunga penjaminan LPS. Dengan demikian, LPS tidak menjamin deposito tersebut karena bunganya melebihi tingkat bunga wajar.

Alternatif Deposito

Di tengah penurunan suku bunga deposito, ada sejumlah instrumen investasi lainnya yang memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada bunga deposito. Instrumen itu antara lain reksa dana pasar uang, Surat Berharga Negara (SBN) ritel atau obligasi dan saham.

Kinerja reksa dana pasar uang ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya perubahan suku bunga acuan. Pada saat suku bunga acuan turun, potensi keuntungan reksa dana pasar uang juga memiliki kemungkinan untuk turun mengingat salah satu portofolionya adalah deposito. 

Kendati demikian, reksa dana pasar uang memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada deposito. Seperti diketahui, reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang biasanya bernaung dalam suatu perusahaan manajemen aset.

Dalam mengelola dana tersebut, manajer investasi menginvestasikan dana kelolaan reksa dana pasar uang ke sejumlah instrumen yang sudah disebutkan di atas seperti deposito atau obligasi jatuh tempo kurang dari setahun.

Tentu saja, dana kelolaan yang akan dialokasikan bukan hanya puluhan juta, melainkan puluhan/ratusan miliar bahkan hingga triliunan. Dengan jumlah dana yang lebih besar, manajer investasi biasanya akan mendapatkan penawaran bunga deposito lebih tinggi dari bank daripada nasabah biasa. Hal ini merupakan bargaining position dari pengelola dana besar.

Sementara itu, SBN ritel memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada deposito karena besaran kupon atau imbalan (bunga) ditetapkan pemerintah lebih tinggi daripada suku bunga acuan untuk menarik lebih banyak investor. Berdasarkan pengalaman, kupon SBN ritel selalu lebih besar daripada bunga deposito. 

Tags: