Bulan Puasa: Lebih Boros atau Nggak?

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Bagi umat Muslim, salah satu esensi berpuasa adalah menahan lapar dan haus. Umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa tidak diperkenankan makan dan minum sejak subuh sampai magrib. 

Dengan demikian, mereka yang menjalankan ibadah puasa biasanya tidak makan atau minum selama kurang lebih 11-12 jam. Logikanya, pengeluaran akan menjadi lebih sedikit karena tidak mengeluarkan uang untuk membeli makan siang, cemilan di siang hari, kopi di sore hari, rokok dan sebagainya.

Namun, sebagian orang justru menjadi lebih boros di bulan puasa. Pengeluaran menjadi lebih banyak daripada bulan-bulan sebelumnya. Di saat sebagian orang bisa berhemat di bulan puasa, sebagian lainnya justru menjadi lebih boros. Mengapa? Berikut ini sejumlah faktor yang membuat bulan puasa menjadi lebih boros:

1. Menu Buka Puasa atau Sahur

Bagi sebagian orang, berbuka puasa tidaklah cukup hanya dengan air putih, teh manis hangat atau satu dua butir kurma, melainkan perlu dengan menu yang lebih banyak, mulai dari kolak sampai jajanan pasar sebagai makanan pembuka.

Tentu saja, selain makanan pembuka, makanan utama juga tidak ketinggalan. Pola konsumsi seperti ini dialami oleh sebagian orang yang menjalankan ibadah puasa.

Sebagian orang menginginkan menu berbuka puasa yang lebih "enak" daripada menu-menu makanan di luar bulan puasa. Disadari atau tidak, menu yang lebih banyak ini membuat pengeluaran menjadi lebih banyak. 

Begitupula dengan menu sahur. Sebagian orang memilih menu sahur yang lebih "ramai"  daripada menu sarapan yang diharapkan dapat membuat mereka tahan berpuasa. Menu sahur khusus ini membuat pengeluaran menjadi lebih banyak dariapda biasanya.

2. Buka Puasa Bersama

Sebelum pandemi corona menyerang dunia, buka puasa sering digunakan sebagai momentum untuk reuni atau berkumpul bersama teman-teman. Dalam sepekan, seseorang bisa diajak untuk ikut buka puasa bersama teman-teman atau keluarga. 

Nah, acara buka puasa bersama ini tentu saja membutuhkan biaya karena belum tentu kamu selalu ditraktir. Besar atau kecilnya biaya tergantung tempat berbuka puasa bersama. Yang pasti, sebagian orang menyiapkan anggaran khusus untuk berbuka puasa bersama teman-teman atau keluarga.

Bagaimana dengan bulan Ramadan 2021 dimana pandemi corona belum usai? Di sejumlah daerah, acara buka puasa bersama diperbolehkan dengan mengikuti peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Mikro (PPKM).

Di Jakarta, misalnya, kegiatan buka bersama diperbolehkan asal tidak melanggar ketentuan PPKM Mikro. Dalam PPKM mikro, kapasitas rumah makan atau restoran yang diperbolehkan adalah 50%. Jam buka juga hanya sampai pukul 09.00. Longgarnya peraturan ini akan mendorong orang untuk menggelar acara buka puasa bersama. 

3. Pakaian dan Alas Kaki Baru

Salah satu budaya yang belum luntur di sebagian masyarakat Indonesia adalah membeli dan mengenakan pakaian (baju, celana) atau alas kaki (sepatu, sandal) baru untuk Lebaran. Lebaran kerapkali diidentikkan dengan segala sesuatu yang bersifat baru, salah satunya pakaian.

Oleh karena itu, sebagian orang memutuskan untuk belanja pakaian baru untuk dikenakan pada hari raya Idul Fitri. Bukan tidak mungkin orang tersebut sebenarnya tidak sedang membutuhkan pakaian baru. Namun, kebiasaan atau budaya mendorong orang tersebut untuk mengedepankan keinginan daripada kebutuhan.

Di satu sisi, aktivitas belanja adalah sesuatu yang positif bagi perekonomian. Di sisi lain, pengeluaran yang berlebihan memiliki dampak yang kurang sehat terhadap keuangan pribadi.

Tiga faktor tersebut setidaknya yang membuat pengeluaran di bulan puasa menjadi lebih boros daripada bulan-bulan lainnya. Tentu saja, kamu bisa mengatur berbagai pengeluaran tersebut supaya tidak membuat kantong jebol, apalagi harus sampai berutang hanya untuk memenuhi keinginan. 

Tentu saja, uang yang dimiliki tidak hanya dapat digunakan untuk konsumsi melainkan untuk berbagai keperluan lain seperti investasi, dana darurat, tabungan, zakat, sedekah dan sebagainya. Tidak ada salahnya melakukan konsumsi, namun porsinya perlu diimbangi dengan alokasi lainnya sesuai tujuan keuangan masing-masing.