Apa Itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM)? Ini Fakta yang Perlu Kamu Tahu
Agustus 2021 lalu Presiden Jokowi menyampaikan pidato di hadapan parlemen. Isinya, pemerintah mematok target capaian indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2021 mencapai 73,41-73,46. Angka tersebut naik dibanding capaian pada 2020 sebesar 71,94.
Kenaikan target ini didorong oleh optimisme Presiden Jokowi bahwa perekonomian nasional semakin pulih. Sejumlah program ekonomi, seperti pemberian insentif fiskal dan penyaluran bantuan sosial memang terus digulirkan. Tujuannya, agar daya beli masyarakat terjaga dan ekonomi kembali tumbuh positif.
IPM menjadi salah satu parameter yang dipakai presiden menggambarkan progress pemulihan ekonomi. Angka IPM sendiri juga lekat dengan rasio gini atau ketimpangan serta tingkat kemiskinan.
Lantas apa itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM)? Big Alpha merangkum sejumlah hal penting yang perlu kamu tahu tentang IPM.
1. Definisi IPM
IPM adalah angka yang mewakili kondisi penduduk dalam mengakses hasil pembangunan,memperoleh pendapatan, mengakses kesehatan, pendidikan, dan sejumlah aspek lain. Dikutip dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS), IPM dikenalkan pertama kali oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada 1990.
IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar:
- Umur panjang dan hidup sehat
- Pengetahuan
- Standar hidup layak
2. Fungsi IPM
BPS juga menjelaskan terkait pemanfaatan indeks pembangunan manusia (IPM) ini. Ada 3 manfaat IPM yang dijabarkan, yaitu:
IPM sebagai indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (penduduk)
IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis yang bisa digunakan sebagai ukuran kinerja pemerintah. IPM pun menjadi salah satu alokator penentuan dana alokasi umum (DAU).
3. Bagaimana membaca angka IPM?
Sejak tahun 2014, angka IPM di Indonesia disajikan secara tahunan. IPM pun menjadi salah satu patokan keberhasilan pemerintah dalam melakukan pembangunan di berbagai sektor. IPM sendiri disajikan dalam skor, 0-100. Penyajiannya pun tanpa satuan. Karenanya, terkadang masyarakat kebingungan bagaimana menilai kualitas IPM.
BPS merilis panduan mengenai pengelompokan status pencapaian IPM. Ada 4 kelompok:
- Sangat tinggi, skor IPM di atas 80
- Tinggi, skor IPM antara 70 dan 80
- Sedang, skor IPM antara 60 dan 70
- Rendah, skor IPM di bawah 60
4. Pertumbuhan IPM melambat di masa pandemi
BPS mengungkapkan temuan bahwa pertumbuhan angka IPM mengalami perlambatan selama pandemi Covid-19. Sejak 2010 hingga 2019, pertumbuhan IPM dari tahun ke tahun (yoy) selalu di atas 0,8 persen. Namun pada 2020, pertumbuhan IPM jeblok ke level 0,03 persen saja. Meski masih mengalami pertumbuhan positif, tapi jelas ada tekanan yang cukup dalam.
BPS menyampaikan bahwa perlambatan IPM pada 2020 disebabkan penurunan dimensi standar hidup layak. Parameter ini diwakili oleh variabel pengeluaran riil per kapita, dimensi umur panjang dan hidup sehat, serta harapan lama sekolah.
5. DKI Jakarta tertinggi, Papua terendah
Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah pun bervariasi. Hal ini berkaitan erat dengan iklim perekonomian dan sosial di masing-masing provinsi. Pada 2020, DKI Jakarta menduduki urutan pertama dengan skor 80,77. Sementara Papua berada di posisi pamungkas dengan skor 60,44.
Berikut adalah 10 besar IPM tertinggi (tanpa informasi skor):
- DKI Jakarta
- DI Yogyakarta
- Kalimantan Timur
- Kepulauan Riau
- Bali
- Sulawesi Utara
- Riau
- Banten
- Sumatra Barat
- Jawa Barat
- Aceh
Date: