5 Perusahaan Besar yang Belum IPO di BEI
[Waktu baca: 5 menit]
Pada saat ini, ada banyak perusahaan berskala besar di Indonesia yang belum melepas sahamnya kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO aneka perusahaan raksasa itu ditunggu oleh khayalak.
Sampai awal Januari 2021, sekitar 700 perusahaan telah IPO atau melepas sahamnya kepada publik melalui BEI. Bagi masyarakat, IPO memungkinkan mereka menjadi pemilik perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan tersebut, tentu saja dengan segala keuntungan serta risikonya.
Bagi perusahaan, IPO memungkinkan manajemen meraih dana segar yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti perluasan usaha hingga pembayaran utang. IPO adalah sumber pendanaan alternatif selain pinjaman perbankan.
Kendati IPO dianggap memiliki banyak dampak positif, belum semua perusahaan bersedia melakukan aksi korporasi tersebut. Salah satu konsekuensi menjadi perusahaan terbuka adalah persentase keuntungan pemegang saham mayoritas akan berkurang karena dividen perlu dibagi ke pemegang saham yang lain sesuai persentase kepemilikannya.
Di samping itu, menjadi perusahaan terbuka berarti perusahaan harus mengikuti serangkaian peraturan pasar modal, mulai dari kewajiban melaporkan laporan keuangan secara berkala (triwulan, tahunan) hingga melaporkan setiap transaksi penting yang dilakukan. Menjadi perusahaan terbuka juga harus "siap" diawasi lebih ketat oleh berbagai pihak, mulai dari analis, wartawan, pemegang saham dan masyarakat umum.
Berikut ini sejumlah perusahaan besar yang belum melakukan IPO di BEI:
1. Djarum
Djarum adalah salah satu perusahaan rokok raksasa di Indonesia yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah. Perusahaan ini memasarkan produknya ke pasar dalam negeri dan luar negeri. Karyawan perusahaan rokok ini ditaksir mencapai puluhan ribu orang.
Pemilik Djarum, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, adalah orang terkaya di Indonesia menurut versi majalah Forbes. Menurut majalah yang sama, kedua orang tersebut masuk ke dalam jajaran 60 orang terkaya di dunia.
Belum dapat diketahui secara pasti berapa nilai aset grup Djarum secara keseluruhan mengingat perusahaan tersebut tidak pernah membuka laporan keuangannya kepada publik. Dengan berbagai produknya, mulai dari LA Mild sampai Djarum Super, Djarum adalah salah satu pemilik pangsa pasar rokok terbesar di Indonesia.
Grup Djarum juga memiliki bisnis di luar rokok. Bisnis grup Djarum membentang dari perbankan, elektronik, perkebunan, e-commerce, media massa, barang konsumsi, menara dan sebagainya. Dua perusahaan yang terafiliasi dengan Djarum yaitu Bank Central Asia (BBCA) dan Sarana Menara Nusantara (TOWR) telah menjadi perusahaan terbuka.
2. Wings Group
Wings Group adalah kelompok usaha yang memasarkan berbagai barang konsumsi seperti teh, sabun, deterjen, mie instan hingga pembalut. Berbagai produk yang dikenal oleh masyarakat adalah Mie Sedap, So Klin, Jas Jus, Top Coffe dan sebagainya.
Perusahaan ini didirikan oleh Johannes Ferdinand Katuari Harjo Susanto di Surabaya, Jawa Timur. Salah satu anak pendiri Wings Group, Eddy Katuari, kini menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia berdasarkan versi Forbes.
3. Kapal Api
Pernah minum kopi Kapal Api? Kopi ini diproduksi oleh Santos Jaya Abadi yang berada di bawah naungan Kapal Api Global. Perusahaan ini memproduksi kopi dengan berbagai merk terkenal mulai dari Kapal Api hingga ABC.
Kapal Api Global menaungi sejumlah bisnis perusahaan seperti kafe, distribusi, perkebunan, manufaktur hingga bisnis di luar negeri. Salah satu kafe yang dikelola oleh Kapal Api Global adalah Excelso.
Pada saat ini, jumlah karyawan Kapal Api Global mencapai lebih dari 14.000 orang dimana bisnis internasionalnya mencakup lebih dari 60 negara. Kapal Api adalah salah satu perusahaan kopi terbesar di Indonesia pada saat ini.
4. Sinar Sosro
Salah satu merk teh dalam kemasan botol yang sangat terkenal adalah Teh Botol. Teh Botol itu diproduksi oleh PT Sinar Sosro, perusahaan teh minum dalam kemasaran botol pertama di Indonesia.
Sejarah perusahaan ini membentang panjang sejak 1940 ketika keluarga Sosrodjojo memulai bisnisnya di Slawi, Jawa Tengah. Pabrik perusahaan ini tersebar di 14 lokasi, dari Medan sampai Ungaran. Pada saat ini, Sinar Sosro berada di bawah holding company PT Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso.
5. Freeport Indonesia
Freeport Indonesia adalah perusahaan tambang emas dan tembaga di Papua yang terafiliasi dengan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc dan holding BUMN pertambangan bernama MIND ID yang dipimpin oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero).
Sebelum proses divestasi sebagian sahamnya ke MIND ID pada akhir 2018, wacana IPO Freeport Indonesia begitu sering dibahas oleh berbagai pihak. Pada saat itu, Freeport Indonesia begitu diharapkan melakukan IPO di BEI. IPO Freeport Indonesia sempat diperkirakan akan menjadi IPO terbesar di Indonesia. Namun, sampai saat ini, wacana IPO itu belum terealisasi.
Setiap tahunnya, Freeport Indonesia memproduksi emas sebanyak ratusan ribu ounces bahkan pernah mencapai jutaan ounces. Freeport mengelola Tambang Grasberg yang dikategorikan sebagai salah satu tambang emas terbesar di bumi.
Date: