Mengenal "Bank Keliling" yang Populer di Kalangan Masyarakat Menengah Bawah

Date:

[Waktu baca: 2 menit]

Bagi masyarakat menengah ke bawah yang ingin mengelola sebuah usaha mikro atau ultra mikro, mendapatkan modal usaha dari lembaga keuangan tidaklah mudah karena berbagai faktor.

Faktor tersebut antara lain tingkat literasi keuangan yang masih rendah hingga keberadaan lembaga keuangan yang belum merata. Situasi itu membuat sebagian kalangan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pendanaan untuk usaha.

Dalam situasi itu, masyarakat di sejumlah daerah mengandalkan jasa "bank keliling" atau pihak yang menawarkan pinjaman dengan bunga hingga belasan atau puluhan persen per bulan.

Bank keliling sering menyebut dirinya sebagai koperasi simpan pinjam dimana masyarakat dapat meminjam uang dengan jumlah ratusan ribu hingga jutaan Rupiah lalu mengembalikannya dengan cara dicicil setiap pekan atau bulan.

Penyaluran pinjaman oleh bank keliling biasanya sangat cepat dibandingkan dengan lembaga keuangan formal. Keberadaan bank keliling ini biasanya diketahui dari mulut ke mulut di komunitas masyarakat tertentu. 

Bank keliling yang dikenal juga dengan nama bank harian ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Berikut ini penjelasan mengenai fenomena bank keliling yang masih menggeliat di tengah masyarakat:

Arti Bank Keliling

Pada umumnya, bank keliling adalah jasa pembiayaan informal dari pihak tertentu kepada masyarakat menengah ke bawah. Bank keliling biasanya bukan bagian dari lembaga keuangan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Disebut sebagai "bank keliling" karena orang yang biasa menyalurkan pinjaman atau menagih angsuran pinjaman biasanya berkeliling dari satu rumah ke rumah, dari satu kampung ke kampung ,dari satu gang ke gang lainnya untuk menemui "nasabahnya".

Berbekal sepeda motor, bank keliling tersebut biasanya tampak membawa buku catatan yang berisi catatan penyaluran pembiayaan atau angsuran pinjaman dari para nasabah.

Peruntukan Pinjaman

Uang yang disalurkan oleh bank keliling kepada masyarakat biasanya digunakan untuk modal usaha mikro atau ultra mikro seperti toko kelontong, berjualan makanan atau jasa lain seperti usaha jahit baju atau reparasi elektronik.

Namun, tidak jarang pula pinjaman yang disalurkan oleh bank keliling itu digunakan oleh debitur untuk membiayai kehidupan sehari-hari karena minimnya atau tiadanya penghasilan. Kondisi ekonomi yang sulit seringkali memaksa masyarakat menengah ke bawah untuk mengambil pilihan berutang kepada bank keliling.

Identitas Bank Keliling

Di sejumlah daerah, bank keliling memiliki sebutan yang beragam. Di sejumlah daerah di Jawa Tengah, bank keliling disebut sebagai bank titil atau bank plecit. Sementara itu, bank keliling di Jawa Barat dikenal dengan nama bank emok.

Bank keliling seringkali tidak memiliki badan hukum yang jelas. Usaha ini biasanya dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang memiliki uang berlebih untuk disalurkan sebagai pinjaman kepada pihak yang membutuhkan.